Fintech bantu dorong ekonomi digital Indonesia

Oleh: Erlanmart - Kamis, 11 Nov 2021 09:02 WIB

Berdasarkan riset CEIC, Indonesia menjadi negara kedua terbesar di kawasan Asia Tenggara dengan perputaran uang kartal dan giral dengan nilai USD1,5 triliun pada tahun 2020.

Teknologi finansial atau biasa disebut Fintech memiliki peran besar terhadap percepatan pemulihan ekonomi. Bahkan Presiden Joko Widodo menyatakan harapannya keberadaan fintech akan turut mendorong Indonesia menjadi negara dengan ekonomi terbesar ke-7 di dunia tahun 2030.

Berdasarkan riset CEIC, Indonesia menjadi negara kedua terbesar di kawasan Asia Tenggara dengan perputaran uang kartal dan giral dengan nilai USD1,5 triliun pada tahun 2020. Di posisi puncak ada Singapura yang memiliki perputaran uang sebesar USD2,3 triliun pada periode yang sama. Perputaran uang itu dilakukan dengan berbagai bentuk transaksi antara lain bank tradisional, uang tunai, pemerintah, perusahaan fintech, e-money, serta bank digital.

Salah satu pemain di industri fintech adalah OY! Indonesia. Perusahaan yang terbentuk sejak tahun 2017 ini menyebut layanannya sebagai money movement yang memfasilitasi semua proses keuangan, mulai dari kebutuhan sehari-hari individu hingga kebutuhan bisnis di antara beberapa institusi, mulai dari berbagai bank komersial, bank digital, P2P Lending, e-money, dan perusahaan fintech lainnya. Menariknya, OY! Indonesia merupakan startup fintech yang memadukan antara sistem online dengan offline.

“Indonesia itu unik sebagai salah satu negara dengan perputaran uang yang sangat besar. Perputaran uangnya itu lewat beragam media. Ada yang digital dan ada pula yang tunai. Kami melayani transaksi keduanya. Boleh dibilang, kami adalah aggregator dari sumber keuangan,” kata CEO OY! Indonesia, Jesayas Ferdinandus.

Ada alasan mengapa OY! Indonesia membantu menghadirkan layanan untuk transaksi tunai. Berdasarkan data yang dimilikinya, sebanyak 85% transaksi di Indonesia masih menggunakan tunai. Meski banyak UMKM yang mencoba menjual barang secara online, faktanya masih banyak di antara mereka yang melakukan transaksi menggunakan cash.

Tag