Digital Twin Trend Micro untuk keamanan proaktif

Oleh: Erlan - Rabu, 06 Agustus 2025 15:12

Trend Micro meluncurkan terobosan baru dalam keamanan siber dengan memperkenalkan teknologi Digital Twin yang didukung agentic AI.

Trend Micro meluncurkan terobosan baru dalam keamanan siber dengan memperkenalkan teknologi Digital Twin yang didukung agentic AI. Inovasi ini memungkinkan perusahaan mensimulasikan ancaman dunia maya secara real-time, menguji kekuatan pertahanan, dan menyesuaikan kebijakan keamanan secara dinamis. Pendekatan proaktif ini menggantikan model penilaian berkala yang bersifat reaktif, sehingga organisasi bisa selangkah lebih maju dari pelaku ancaman.

Inti dari Digital Twin adalah pembuatan salinan virtual infrastruktur TI dan OT organisasi yang terus diperbarui. Agen AI mensimulasikan berbagai taktik serangan, mulai dari skenario insider threat hingga serangan rantai pasokan, tanpa mengganggu sistem produksi. Hasil simulasi menyajikan insight risiko secara mendalam, membantu tim keamanan menyiapkan strategi mitigasi dan perencanaan ketahanan yang terukur.

Kolaborasi Trend Micro dengan NVIDIA memperkuat performa model ini. Dengan akselerasi NVIDIA NIM microservices dan software NVIDIA AI Enterprise, inference agentic AI dioptimalkan untuk kecepatan dan skala enterprise. API yang mudah diintegrasikan memberi fleksibilitas deployment secara on-premise maupun cloud, sehingga organisasi bebas memilih arsitektur yang sesuai kebutuhan.

Teknologi Digital Twin dari Trend Micro menawarkan tiga manfaat utama. Pertama, perencanaan skenario—uji taktik ancaman dan validasi kontrol keamanan secara otomatis dan berkelanjutan. Kedua, optimasi investasi—pengambil keputusan dapat menilai efektivitas tools atau kebijakan baru dalam lingkungan virtual sebelum diimplementasikan. Ketiga, peningkatan ketahanan bisnis—simulasi kegagalan kritis memperlihatkan dampak gangguan pada alur data dan proses keputusan, meminimalkan downtime.

Menurut Stuart Samples, CTO Northeast Georgia Health System, pemanfaatan Digital Twin “mengubah cara kami memahami risiko secara real-time, membebaskan tim untuk fokus inovasi ketimbang reaktif menangani insiden.” Frank Dickson dari IDC menambahkan bahwa model operasi baru ini memungkinkan organisasi melakukan siklus simulasi serangan tanpa mengekspos kerentanan langsung, sebuah keunggulan signifikan dalam menjaga ketersediaan sistem produksi.