Cisco ungkap kesiapan keamanan siber Indonesia, masih banyak PR

Oleh: Nur Chandra Laksana - Senin, 26 Mei 2025 18:03

Cisco mengungkapkan bahwa hanya 11% organisasi di Indonesia yang benar-benar siap menghadapi ancaman siber modern.

Keamanan siber saat ini masih menjadi polemik untuk pemilik perusahaan. Baik perusahaan lokal sampai perusahaan multinasional masih rentan akibat serangan siber, yang terjadi karena kurangnya perhatian mereka terhadap keamanan siber.

Bahkan baru-baru ini, Cisco merilis laporan Cybersecurity Readiness Index 2025. Dalam laporan ini mereka mengungkap bahwa hanya 11% organisasi di Indonesia yang benar-benar siap menghadapi ancaman siber modern. 

Menariknya, angka ini menurun dibandingkan tahun sebelumnya yang berada di level 12%. Rendahnya kesiapan ini semakin mengkhawatirkan di tengah meningkatnya kompleksitas ancaman siber akibat pemanfaatan AI yang masif dalam dunia industri.

Dalam laporan tersebut, diketahui bahwa 91% organisasi di Indonesia mengalami insiden keamanan yang terkait dengan AI dalam satu tahun terakhir. Namun ironisnya, hanya 68% responden percaya bahwa karyawan mereka memahami risiko AI, sementara 65% yakin bahwa tim mereka paham cara pelaku kejahatan mengeksploitasi AI. Kurangnya pemahaman ini membuka celah besar bagi potensi serangan siber.

Lebih lanjut data tersebut mengungkap bahwa sebanyak 96% organisasi sudah menggunakan AI untuk memahami ancaman, 89% untuk deteksi, dan 83% untuk respons serta pemulihan insiden. Sayangnya, shadow AI atau penggunaan AI tanpa izin menimbulkan kekhawatiran baru. 55% organisasi mengaku tidak yakin dapat mendeteksi penggunaan AI secara tak terpantau, yang berisiko pada keamanan dan privasi data.