BMW akan kontrol kerja sama dengan China

Oleh: Erlanmart - Jumat, 12 Okt 2018 07:50 WIB

Dengan demikian, ini adalah pabrikan asing pertama yang mengambil keuntungan dari aturan kepemilikan baru Beijing untuk sektor otomotif.

Ilustrasi: Pexels

Salah satu pabrikan otomotif asal Jerman, BMW, mengumumkan rencana untuk mengambil alih kerjasama joint-venture dengan China. Dilansir dari Phys (11/10), ini adalah pabrikan asing pertama yang mengambil keuntungan dari aturan kepemilikan baru Beijing untuk sektor otomotif.

BMW akan mengakuisisi 25 persen saham lagi dalam usaha dengan Brilliance China Automotive sebesar EUR3,6 miliar (Rp63,3 triliun), menjadikan sahamnya menjadi 75 persen pada tahun 2022. Pabrikan mobil asing telah lama dibatasi untuk memegang saham tidak lebih dari 50 persen di China, tetapi Beijing memutuskan untuk mengendurkan peraturan tersebut tahun ini.

Reformasi adalah bagian dari rencana Beijing untuk lebih membuka ekonominya pada bisnis asing, setelah bertahun-tahun menghadapi tekanan dari AS dan Eropa. Namun kelompok bisnis AS dan Eropa mengatakan reformasi masih belum cukup jauh, dan telah mendorong untuk pembukaan lebih lanjut.

Untuk memaksa masalah ini, dan untuk memukul balik China atas tuduhan pencuriankekayaan intelektual AS, Presiden Trump telah menaikkan tarif sekitar 50 persen dari impor China. Kerja sama joint-venture “adalah landasan kesuksesan merek BMW di pasar tunggal terbesarnya,” kata Chairman BMW, Harald Kruger. “BMW Group dan Brilliance menjadi contoh kerja sama yang sukses di China,” lanjut Harald.

Perubahan dalam aturan kepemilikan merupakan keuntungan bagi pabrikan otomotif asing yang akan mendapatkan bagian lebih besar dari kontrol dan keuntungan dari operasi di China, tetapi merugikan prospek bagi mitra China itu sendiri. Saham Brilliance China di Hong Kong anjlok tahun ini, dan diskors dari perdagangan.

Tag