AI Apple tidak sesuai harapan, pemegang saham tuntut Apple
Dalam sebuh pemberitaan terbaru, Apple dikabarkan tengah dituntut pemegang saham karena kekecewaan atas AI milik perusahaan.
Apple sepertinya dalam beberapa tahun terakhir senang sekali berurusan dengan meja hijau. Namun, jika biasanya menghadapi tuntutan hukum dari pengguna atau perusahaan lain, kini mereka menghadapi tantangan hukum dari pemegang sahamnya sendiri.
Pada 20 Juni 2025, gugatan class action diajukan ke pengadilan federal di Distrik Utara California, San Francisco, menuduh Apple melakukan penyesatan terkait timeline dan kemampuan fitur kecerdasan buatan (AI) yang dijanjikan, terutama pada Siri dan iPhone 16. Gugatan ini menyeret CEO Tim Cook, CFO Kevan Parekh, dan mantan CFO Luca Maestri sebagai tergugat.
Dalam surat gugatan, seperti dilansir dari laman Phone Arena (23/6), para pemegang saham yang dipimpin Eric Tucker menyatakan Apple mengecilkan estimasi waktu yang dibutuhkan untuk menghadirkan pembaruan AI yang diumumkan sebagai bagian dari Apple Intelligence. Para pemohon berpendapat bahwa penundaan ini berdampak pada penurunan penjualan iPhone dan anjloknya nilai saham perusahaan secara signifikan.
Para investor merasa dijanjikan fitur Siri yang jauh lebih cerdas dan mampu sebagai keunggulan utama iPhone 16, namun kenyataannya Apple belum memiliki prototipe fitur tersebut saat pengumuman di Worldwide Developers Conference (WWDC) Juni 2024.
Situasi semakin rumit pada Maret 2025, ketika Apple secara resmi menunda sebagian besar fitur Siri baru ke tahun 2026. Penundaan ini diikuti oleh presentasi WWDC 2025 yang dinilai kurang memuaskan oleh banyak analis, karena tidak ada pembaruan berarti terkait AI. Sejak puncak harga saham pada 26 Desember 2024, nilai Apple telah merosot hampir 25%, setara dengan hilangnya sekitar $900 miliar dari kapitalisasi pasar perusahaan.