Ada 3 juta malware incar Indonesia di awal 2025

Oleh: Nur Chandra Laksana - Jumat, 02 Mei 2025 20:01

Dalam sebuah laporan terbaru dari Kasperski, ada 3 juta malware incar Indonesia di awal 2025.

Di tengah percepatan transformasi digital, ancaman siber tetap menjadi tantangan krusial bagi perusahaan di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Berdasarkan laporan terbaru dari Kaspersky, serangan siber kini semakin kompleks, mulai dari eksploitasi kecerdasan buatan (AI) oleh pelaku kejahatan digital hingga kerentanan pada sistem lama maupun baru.

Menurut data telemetri dari Kaspersky Security Network (KSN), pada kuartal pertama (Q1) 2025, Indonesia mencatat lebih dari 3,2 juta upaya ancaman daring. Angka ini turun drastis dibanding periode yang sama tahun sebelumnya (Q1 2024), yang mencapai 5,86 juta deteksi — atau turun sekitar 44,25%.

Meski begitu, ancaman tidak sepenuhnya hilang. Data menunjukkan bahwa 15,5% pengguna di Indonesia masih terdampak oleh ancaman siber sepanjang Januari hingga Maret 2025. Serangan lewat peramban (browser) menjadi metode paling populer yang digunakan peretas, melalui eksploitasi celah keamanan (drive-by download) dan rekayasa sosial (social engineering).

Secara global, Indonesia berada di peringkat ke-95 dalam daftar negara dengan tingkat ancaman online tertinggi. Negara-negara seperti Ukraina, Belarus, dan Rusia masih mendominasi lima besar negara dengan tingkat deteksi tertinggi, masing-masing dengan lebih dari 30% pengguna terdampak.

Peringkat Negara % Pengguna Terdampak (Q1 2025)
1 Ukraina 33,4%
2 Belarus 32%
3 Rusia 30,7%
4 Andorra 30,2%
5 Lithuania 30,1%

Yeo Siang Tiong, General Manager Kaspersky untuk Asia Tenggara, menegaskan bahwa tantangan ke depan akan lebih kompleks, terutama dalam menghadapi lanskap geopolitik yang berubah, sanksi internasional, serta teknologi yang terus berkembang.