6 potensi penggunaan AI di Indonesia: Langkah besar menuju visi Indonesia emas 2045
Dengan kemitraan antara Google dan Kementerian Kesehatan, Google Cloud Platform (GCP) mendukung Strategi Transformasi Kesehatan Digital 2024 yang diusung pemerintah.
Dalam acara Google untuk Indonesia Emas 2045 yang diselenggarakan di Hutan Kota by Plataran (3/6), potensi kecerdasan buatan (AI) di Indonesia semakin nyata dan signifikan. Studi awal memperkirakan bahwa penerapan AI dapat meningkatkan keuntungan ekonomi negara hingga Rp2.612 triliun atau setara dengan 167 juta dolar AS pada tahun 2030.
Angka ini hampir setara dengan 13% dari Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia pada tahun 2022. Jika dimanfaatkan secara optimal, AI diyakini mampu menjadi pendorong utama dalam mencapai visi Indonesia Emas 2045.
1. Transformasi layanan kesehatan
AI di sektor kesehatan menjanjikan perubahan besar dalam cara layanan medis diberikan. Dengan kemitraan antara Google dan Kementerian Kesehatan, Google Cloud Platform (GCP) mendukung Strategi Transformasi Kesehatan Digital 2024 yang diusung pemerintah. Infrastruktur GCP akan menyediakan penyimpanan data yang aman dan layanan analisis data untuk mengintegrasikan informasi dari 8.000 fasilitas kesehatan di seluruh Indonesia ke dalam satu sistem data kesehatan nasional.
Selain itu, Google juga bermitra dengan organisasi nirlaba lokal, Summit Institute for Development (SID) dan Ona, untuk mengembangkan solusi kesehatan digital menggunakan platform open source “OpenSRP” yang berstandar Fast Healthcare Interoperability Resources (FHIR). Platform ini dirancang untuk memberdayakan tenaga kesehatan, memungkinkan mereka memberikan pelayanan kesehatan yang lebih terpadu, khususnya untuk meningkatkan kesehatan ibu hamil dan anak-anak mereka.