5G dinilai jadi kunci tingkatkan ekonomi Indonesia

Oleh: Dinda Ayu Widiastuti - Kamis, 24 Sep 2020 19:35 WIB

Studi terbaru mengungkapkan bahwa penerapan teknologi 5G menjadi kunci untuk meningkatkan PDB Indonesia dan membuka lapangan kerja serta peningkatan produktivitas pada 2030.

Source: CTV News

Studi terbaru yang disponsori oleh Qualcomm International di Indonesia dan Axiata Group Berhad, mengungkapkan bahwa penerapan teknologi 5G menjadi kunci untuk meningkatkan PDB Indonesia. 5G juga dinilai dapat membuka lapangan kerja serta peningkatan produktivitas pada 2030. Laporan tersebut diungkap dalam webinar yang diselenggarakan oleh Qualcomm dan Axiata bekerja sama dengan Asosiasi Telekomunikasi Seluruh Indonesia (ATSI). Webinar ini juga membahas perkembangan terkini dan prospek masa depan implementasi 5G di Indonesia.

"Prioritas dalam pemanfaatan 5G Indonesia adalah 5 prioritas kerja Presiden dan Wakil Presiden, mewujudkan Roadmap Making Indonesia 4.0, pengembangan layanan TIK berkualitas untuk 9 destinasi wisata super prioritas, dan mempersiapkan ibu kota negara baru. Menuju 4 prioritas tersebut, ada beberapa layer yang harus disiapkan, berupa kebijakan strategis, infrastruktur 5G termasuk persiapan ketersediaan jaringan dan ketersediaan infrastruktur pasif. Frekuensi akan segera diselesaikan agar jumlah frekuensi memadai dan dirilis sesuai waktu yang tepat. Selain infrastruktur, ada pembangunan ekosistem. Kita juga harus menyiapkan kebijakan implementasinya, dari model bisnis, regulasi, infrastruktur pasif, dan uji coba. Ini semua sedang bergerak secara paralel melalui program Task Force," kata Direktur Jenderal Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika, Ismail.

Studi ITB juga memprediksikan bahwa implementasi 5G secara agresif di Indonesia dapat menambah Rp2.874 triliun bagi perekonomian negara secara kumulatif dari tahun 2021 hingga 2030 atau sekitar 9,5% PDB, dan Rp 3.549 triliun pada tahun 2035 atau sekitar 9,8% PDB. Penerapan 5G juga dapat menciptakan 4,6 juta hingga 5,1 juta peluang kerja terkait 5G, dan meningkatkan produktivitas per kapita sebesar Rp9 juta hingga 11 juta dalam periode yang sama.

Laporan ITB tersebut menawarkan delapan rekomendasi kebijakan utama untuk mempercepat penerapan 5G di Indonesia, termasuk memasukkan 5G sebagai Agenda Prioritas Nasional, meluncurkan Rencana Pita Lebar dan Konektivitas Nasional 2021-2025 yang komprehensif, dan merilis semua spektrum 5G penting ke operator seluler Indonesia.

Vice Presiden Qualcomm Asia Pacific, S.T. Liew juga turut menyoroti peluang yang sangat besar dari aplikasi 5G di Indonesia, terutama menekankan keragaman use cases termasuk Industrial Internet of Things (IIoT) yang sejalan dengan roadmap Making Indonesia 4.0 pemerintah yang bertujuan untuk memanfaatkan IIoT untuk merevolusi industri-industri penting bagi negara seperti manufaktur.