Monopoli Qualcomm, dalang harga mahal smartphone selama ini

Oleh: Lalu Ahmad Hamdani - Sabtu, 01 Jun 2019 14:07 WIB

Qualcomm sangat percaya diri dengan kekuatannya, bahkan perusahaan sekaliber Apple sekalipun mampu ia tekan selama ini. Apa rahasianya?

Pada 2005, Apple mengontak Qualcomm sebagai pemasok chip modem potensial bagi iPhone generasi pertama mereka. Respon Qualcomm kala itu tidak biasa. Sebuah surat kontrak mengenai lisensi paten mereka ajukan kepada Apple, bahkan sebelum mereka mempertimbangkan sungguh-sungguh untuk menjadi pemasok chip modem iPhone.

"Saya telah menghabiskan 20 tahun di industri ini, dan tidak pernah melihat surat seperti itu sebelumnya," ujar Tony Blevins, VP Procurement Apple.

Kebiasaan yang lumrah adalah, kebanyakan penyuplai sangat bersemangat untuk berbicara pada pelanggan baru. Apalagi ini pelanggan sebesar dan sekeren Apple. Tapi Qualcomm, rupanya tidak seperti pemasok lain. Mereka tengah menikmati dominasi mereka di industri pembuat chip perangkat seluler.

Tony Blevins sendiri bersaksi di Komisi Perdagangan Federal (Federal Trade Commission) saat bergulirnya kasus monopoli Qualcomm di 2017 silam. Hakim Lucy Koh pun menghakimi Qualcomm atas upaya agresif mereka lewat lisensi paten yang melanggar hukum anti monopoli Amerika.

Dalam hal ini, Qualcomm dituding sebagai perusahaan monopoli yang membebankan biaya produsen smartphone untuk paten chipset mereka. Qualcomm menyusun kontrak dengan produsen smartphone dengan jeli. Akibatnya hampir tidak mungkin pembuat chipset lain mengalahkan dominasi Qualcomm di industri ini. Pelanggan yang tidak ikut permainan Qualcomm bisa-bisa kehilangan akses ke modem chip mereka.