Pentagon Amerika gunakan AI untuk mengidentifikasi sasaran serangan udara

Oleh: Lysti Rahma - Rabu, 28 Feb 2024 19:03 WIB

Militer AS telah menggunakan AI untuk menganalisis rekaman drone dan menandai gambar demi mengidentifikasi sasaran serangan udara

Berdasarkan laporan terbaru dari Bloomberg, militer AS telah meningkatkan penggunaan alat kecerdasan buatan setelah serangan 7 Oktober 2023 antara Hamas dan Israel. 

Dilansir dari engadget.com, Schuyler Moore, kepala teknologi Komando Sentral AS, mengatakan kepada organisasi berita bahwa algoritma pembelajaran mesin membantu Pentagon mengidentifikasi sasaran untuk lebih dari 85 serangan udara di Timur Tengah bulan ini.

Pesawat pengebom AS melancarkan serangan udara terhadap tujuh fasilitas di Irak dan Suriah pada 2 Februari, dengan setidaknya merusak peralatan roket, peluru kendali, fasilitas penyimpanan drone, dan pusat operasi milisi. Pentagon juga menggunakan sistem kecerdasan buatan untuk melakukan peluncuran roket di Yaman dan kapal perang di Laut Merah, yang kemudian dihancurkan melalui serangan udara pada bulan yang sama.

Algoritma pembelajaran mesin yang digunakan untuk menyempitkan sasaran dikembangkan dalam kerangka Proyek Maven, kemitraan antara Google dan Pentagon yang kini sudah tidak berlaku. 

Proyek ini melibatkan penggunaan teknologi kecerdasan buatan (AI) Google oleh militer AS untuk menganalisis rekaman drone dan menandai gambar untuk tinjauan manusia lebih lanjut. Meskipun menimbulkan kegemparan di kalangan karyawan Google, kemitraan tersebut akhirnya berakhir setelah protes internal dari ribuan karyawan. Meskipun demikian, militer AS terus mengembangkan dan menerapkan kemampuan AI ini.