Siklus sama seperti bumi, mungkinkah Titan ditinggali?

Oleh: Hieronimus Patardo - Kamis, 18 Apr 2019 13:30 WIB

Peneliti kembali temukan beberapa kesamaan antara satelit terbesar Saturnus dengan planet Bumi. Mungkinkan Titan ditinggali manusia di masa depan?

Source: NASA

Penelitian mengenai bulan terbesar di planet Saturnus sebenarnya sudah dilakukan sejak beberapa tahun lalu. Namun baru-baru ini, para peneliti NASA menyimpulkan bahwa mereka memperoleh petunjuk baru mengenai siklus hidrologi di satelit Titan.

Dilansir dari NewAtlas (18/4), hasil itu didapatkan dari data radar Cassini, satelit NASA ketika memasuki penerbangan terakhirnya pada April 2017. Dari situ diketahui bahwa Bumi dan satelit terbesar Saturnus itu memiliki beberapa kesamaan.

Kendati memiliki tekanan gravitasi yang sedikit lebih besar dari Bumi, sekitar 1.45 kali, Titan adalah salah satu entitas di tata surya yang memiliki perairan stabil di permukaannya. Perairan itu termasuk danau, aliran sungai dan lautan. Titan terbuat dari metana dan etana pada temperatur -179 derajat Celcius. Meski begitu, Titan memiliki siklus metana sendiri. Bayangkan seperti Bumi dengan siklus air seperti penguapan, pembentukan awan, hujan dan aliran air yang berujung di danau serta sungai.

Namun terdapat sedikit perbedaan di antara keduanya. Jika Bumi didominasi oleh air, Titan memiliki dua jenis cairan di permukaannya. Bagian selatan Titan terbuat dari campuran imbang antara metana dan etana, sementara bagian utara didominasi oleh metana.

Kemudian, bagian timur Titan memiliki laut, pulau dan lembah dengan ketinggian rendah. Berbanding terbalik dengan bagian barat, dimana didominasi oleh dataran tinggi. Bentang alam ini menjulang ratusan meter di atas lanskap sekitarnya, sementara danau berada ratusan meter di bawah.