NASA simulasi dua lubang hitam berbentuk spiral sebelum tabrakan

Oleh: Erlanmart - Jumat, 05 Okt 2018 11:30 WIB

Ilmuwan tidak pernah bisa mengamati tabrakan dua lubang hitam, tetapi simulasi baru dari NASA Goddard Space Flight Center dapat menawarkan sejumlah kejelasan mengenai ilmu fisika tersebut.

Lubang hitam supermasif sulit dimengerti bahkan bagi para ilmuwan yang mengabdikan hidup mereka untuk mempelajari objek-objek seperti itu. Para ilmuwan tidak pernah bisa mengamati tabrakan dua lubang hitam Dilansir dari ExtremeTech (3/10), tetapi simulasi baru dari NASA Goddard Space Flight Center dapat menawarkan sejumlah kejelasan mengenai ilmu fisika tersebut.

Galaksi besar memiliki lubang hitam supermatif di pusatnya. Diketahui pula bahwa galaksi di alam semesta tersusun dengan rapi. Namun, ada sangat sedikit galaksi yang memiliki dua lubang hitam raksasa di tengahnya.

Gelombang gravitasi dari penggabungan lubang hitam kecil telah dikonfirmasi dengan instrumen bernama Laser Interferometer Gravitational-Wave Observatory (LIGO). Penggabungan lubang hitam supermasif akan menjadi lebih jauh, jadi tidak dapat bergantung pada gelombang gravitasi untuk menentukannya. Bumi terlalu berisik untuk mengambil sinyal. Kita mengetahui sesuatu tentang emisi dari gas yang mengorbit di libang hitam supermasif, dan di situlah perhatian para peneliti Goddard.

Lubang hitam supermasif menarik awam gas super panas ketika bergabung, dan bahkan lebih banyak gas yang habis di sekitar lubang hitam jika ada galaksi bergabung. Para peneliti memodelkan dua lubang hitam supermasif yang mengorbit satu sama lain demi menentukan bahwa tahap proses ini akan disominasi oleh emisi sinar UV dan sinar X yang intens dari gas di tiga wilayah berbeda.