Koneksi kuantum 12.900 km: Rekor baru komunikasi aman global
Dunia telekomunikasi memasuki era baru dengan terciptanya jaringan komunikasi kuantum terpanjang di dunia, membentang sejauh 12.900 kilometer.
Dunia telekomunikasi memasuki era baru dengan terciptanya jaringan komunikasi kuantum terpanjang di dunia, membentang sejauh 12.900 kilometer (8.000 mil). Dilaporkan oleh New Atlas, pencapaian ini merupakan lompatan signifikan dalam teknologi keamanan data, memanfaatkan prinsip fisika kuantum untuk melindungi informasi dari ancaman peretasan. Jaringan ini menghubungkan benua dan negara, membuka pintu bagi sistem komunikasi global yang hampir unhackable.
Komunikasi kuantum mengandalkan fenomena keterikatan kuantum (quantum entanglement) dan distribusi kunci kuantum (QKD). Teknologi ini memastikan bahwa setiap upaya menyadap data akan langsung terdeteksi, karena mengganggu partikel kuantum (seperti foton) akan mengubah propertinya. Rekor sebelumnya hanya mencapai ribuan kilometer, tetapi dengan kombinasi satelit kuantum dan serat optik canggih, tim peneliti internasional berhasil memperluas jangkauannya hingga mencakup Asia, Eropa, dan Amerika.
Kunci keberhasilan proyek ini adalah penggunaan satelit khusus yang mentransmisikan kunci enkripsi kuantum antar stasiun bumi. Misalnya, satelit mampu mengirimkan sinyal kuantum ke stasiun penerima di Beijing, lalu diteruskan melalui jaringan serat optik ke Wina atau Toronto. Integrasi antara infrastruktur darat dan luar angkasa ini memecahkan tantangan jarak, yang sebelumnya membatasi komunikasi kuantum akibat hilangnya sinyal dalam serat optik.
Aplikasi praktisnya sangat luas. Mulai dari transaksi perbankan, komunikasi militer rahasia, hingga perlindungan data kesehatan, teknologi ini menjanjikan tingkat keamanan tertinggi. Negara-negara seperti China, yang memimpin dalam riset kuantum, telah menguji jaringan ini untuk mengamankan komunikasi pemerintah dan infrastruktur kritis. Perusahaan fintech global juga mulai mengeksplorasi QKD untuk melindungi nasabah dari serangan siber.
Namun, tantangan masih mengganjal. Biaya infrastruktur kuantum masih sangat tinggi, dan dibutuhkan adaptasi masif untuk menggantikan sistem komunikasi konvensional. Selain itu, kecepatan transmisi kuantum saat ini lebih rendah dibandingkan internet tradisional, meski para ilmuwan yakin ini akan teratasi dalam 5-10 tahun mendatang.