Ilmuwan usulkan dehidrasi stratosfer untuk menanggulangi pemanasan global

Oleh: Lysti Rahma - Kamis, 07 Mar 2024 15:06 WIB

Dalam sebuah penelitian yang dipublikasikan di Science Advances, para ilmuwan mengusulkan teknik geoengineering dehidrasi stratosfer untuk mengurangi pemasan global.

Source: NASA via Engadget

Dalam upaya untuk mengatasi tingginya tingkat karbon dioksida dan metana, para ilmuwan mengusulkan strategi baru yang berisiko, yaitu dehidrasi stratosfer. Dalam sebuah penelitian yang dipublikasikan di Science Advances, mereka mengusulkan teknik geoengineering yang dapat mendinginkan dunia dengan cara yang lebih halus dibandingkan skema lain.

Dilansir dari science.org (7/3), konsep yang disebut "dehidrasi stratosfera yang disengaja" ini bertujuan menghentikan air dari mencapai stratosfera. Dengan menyasar udara yang naik dan lembab serta menaburinya dengan partikel pembentuk awan sebelum mencapai stratosfera, para ilmuwan berharap dapat mengurangi pemanasan global dengan intervensi yang lebih halus. Menurut Shuka Schwarz, penulis utama studi ini dan fisikawan penelitian di Chemical Sciences Lab dari National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA), proses mengeringkan stratosfera mungkin hanya membutuhkan sekitar 2 kilogram material per minggu.

Meskipun "dehidrasi stratosfera yang disengaja" hanya dapat memberikan pendinginan yang sedang, mengimbangi sekitar 1,4% dari pemanasan yang disebabkan oleh peningkatan karbon dioksida dalam beberapa ratus tahun terakhir, para ilmuwan menyebutnya sebagai ide baru yang dapat berhasil.

Teknik ini bergantung pada fakta kunci, yaitu hanya ada beberapa tempat di dunia yang cukup panas untuk menghasilkan updrafts kuat yang diperlukan untuk mengangkat udara ke stratosfera. Salah satu dari portal penting ini terletak di atas Samudra Pasifik barat, di wilayah yang sekitar seukuran Australia.

Dalam model sederhana, tim ilmuwan mensimulasikan penyemprotan bismut triiodida ke dalam area yang paling cocok untuk penyerapan air. Dalam skenario optimis, hanya dengan 2 kilogram per minggu dari biji berdiameter 10 nanometer, mereka dapat mengubah parsel udara lembab ini menjadi awan. Jumlah sekecil itu dapat disemprotkan oleh balon udara atau drone tanpa memerlukan pesawat.