Ilmuwan pakai teknologi di mobil otonom untuk deteksi laut

Oleh: Erlanmart - Sabtu, 01 Agst 2020 10:24 WIB

Teknologi Lidar bekerja dengan memancarkan sinar laser, kemudian mengukur jumlah waktu yang tepat bagi cahaya untuk dipantulkan lagi dari benda apapun.

Source: Pexels

Beberapa dekade lalu, Arthur C. Clarke membayangkan sebuah “teleskop bawah air” yang akan memungkinkan pengguna untuk melihat ke kedalamannya yang gelap dari permukaan laut. Kini kemampuan seperti itu telah hadir selangkah lebih dekat dengan kenyataan berkat teknologi terkini.

Secara umum, ketika para ilmuwan ingin memantau fenomena penting secara ekologis seperti ganggang laut, mereka memanfaatkan foto yang diambil oleh satelit. Namun, menurut para peneliti di Maine’s Bigelow Labolatory for Ocean Sciences, kamera satelit biasanya hanya dapat menampilkan sekitar 5 hingga 10 meter ke bawah laut.

Mencari alternatif lain, tim Bigelow yang dipimpin oleh Dr. Barney Balch beralih ke unit Lidar (Light Detection dan Ranging) yang dipasang di kapal. Dilansir dari New Atlas (1/8), Lidar lebih umum terlihat di robot dan mobil otonom.

Teknologi Lidar bekerja dengan memancarkan sinar laser, kemudian mengukur jumlah waktu yang tepat bagi cahaya untuk dipantulkan lagi dari benda apapun. Dengan cara ini menjadi mungkin untuk mendeteksi adanya hambatan, jarak benda dari pengguna, serta kontur benda tersebut. 

Bekerja dengan rekan-rekan dari Virginia Old Dominion University, tim Balch menanfaatkan teknologi Lidar pada pelayaran penelitian 2018 di Teluk Maine. Dengan melakukan ini, mereka berhasil mengumpulkan informasi tentang mekarnya coccolithophores, yang merupakan sejenis ganggang. Dengan mengenalisis sinar laser yang dipantulkan, para ilmuwan dapat memastikan adanya alga, dan berapa jumlahnya.