Berkat AI, dokter bisa deteksi Alzheimer 6 tahun lebih awal

Oleh: Nur Chandra Laksana - Senin, 07 Jan 2019 14:37 WIB

Sayang, hingga saat ini para ilmuan belum akan mendistribusikan AI ini ke rumah sakit dalam waktu dekat ini karena mereka masih ingin melakukan kalibarasi terhadap AI tersebut.

Ilustrasi AI (Pixabay)

Perkembangan Artificial Intelligence (AI) di bidang kesehatan atau kedokteran terus meningkat drastis. Para ilmuwan ingin memanfaatkan teknologi tersebut guna mendeteksi penyakit-penyakit.

Salah satu yang sukses mengembangkan AI untuk keperluan itu adalah peneliti di UC San Francisco. Baru-baru ini, mereka menciptakan sebuah sistem AI yang benar-benar dapat mendeteksi awal Alzheimer. 

Lebih lanjut, Ubergizmo (7/1/2019) melaporkan, AI ini dapat mendeteksi gejala Alzheimer enam tahun lebih cepat. Tentu saja, hal ini dapat membantu pasien untuk menekan resiko yang lebih parah saat penyakit tersebut benar-benar datang.

Menurut Jae Ho Sohn, salah satu peneliti di belakang proyek ini, “Salah satu kesulitan dengan penyakit Alzheimer adalah, pada saat semua gejala klinis terlihat, barulah kita dapat membuat diagnosis yang pasti. Sayangnya sudah terlalu banyak neuron yang mati, sehingga penyakitnya tidak dapat diubah,”

Itulah landasan mereka untuk mengembangkan AI tersebut, yakni untuk membantu mendeteksi penyakit pada tahap yang sangat dini. Untuk melatih AI, para peneliti mengisinya dengan PET scan yang diambil dari Alzheimer's Disease Neuroimaging Initiative (ADNI). Dataset ini berisi pemindaian dari pasien yang akhirnya didiagnosis dengan Alzheimer, gangguan kognitif ringan, atau tidak ada gangguan.