Algoritma AI baru janjikan stabilitas pengontrolan mesin menggunakan pikiran

Oleh: Hieronimus Patardo - Selasa, 21 Apr 2020 12:32 WIB

BCI (brain-computer interface) dipandang akan menjadi teknologi yang lebih menarik ketimbang AI dengan kemampuan setara manusia.

Source: Google

Otak manusia merupakan organ yang kompleks dan memiliki kemampuan yang sangat besar. Ide mengendalikan mesin menggunakan pikiran pun muncul. Dan hal itu memang sudah terjadi, tetapi dengan segala keterbatasannya. 

Mengendalikan sebuah mesin menggunakan pikiran dilakukan dengan BCI (Brain-Computer Interface). Biasanya, platform ini diberikan untuk mereka yang memiliki organ buatan di tubuhnya, seperti kaki atau tangan palsu. Sayangnya masalah stabilitas kontrol masih menjadi tantangan dalam teknologi ini. 

Dilansir dari TheNextWeb (21/4), sekelompok peneliti akhirnya mengklaim bahwa mereka berhasil memecahkan masalah tersebut. Mereka menciptakan algoritma AI yang menjaga perangkat buatan dari kebutuhan untuk dikalibrasi ulang. Sebagaimana diketahui, aktivitas otak manusia sangat fluktuatif dan selalu berubah-ubah. Karenanya proses kalibrasi harus dilakukan sesering mungkin agar perangkat buatan itu dapat digerakkan dengan baik. 

BCI sebenarnya sudah ada selama hampir satu dekade. Sayangnya teknologi ini terlalu mahal dan sulit bekerja dengan baik. Sampai saat ini penggunaannya pun masih terbatas pada organ buatan saja. 

Secara teori, BCI tak ubah layaknya Alexa, Siri atau Google Assistant. Bedanya, BCI akan menghapus pihak yang terdapat di antara manusia dan mesin. Jadi pengguna hanya perlu memikirkan sesuatu untuk mengendalikan suatu perangkat tanpa harus mengandalkan perintah suara ke asisten pintar untuk menjalankannya.