AI bisa kendalikan kendaraan hipersonik

Oleh: Erlanmart - Selasa, 30 Apr 2019 12:59 WIB

Terbang dengan kecepatan hipersonik Mach 5 atau 5.961 km/jam adalah salah satu terobosan pada bidang teknologi terpanas di abad ke-21.

Source: Sandia National Laboratories

Sandia National Labolatories (SNL) mengumumkan telah membentuk koalisi penelitian akademis untuk membantu menciptakan sistem ruang angkasa yang pintar untuk mengendalikan rudal hipersonik dan kendaraan mutakhir lainnya di lingkungan menantang.

Dilansir dari New Atlas (22/4), organisasi ini disebut dengan Autonomy New Mexico (NM) yang terdiri dari banyak universitas AS dan bertujuan membuat pesawat hipersonik yang mampu mengendalikan penerbangan mereka secara otomatis.

Terbang dengan kecepatan hipersonik Mach 5 atau 5.961 km/jam adalah salah satu terobosan pada bidang teknologi terpanas di abad ke-21. Tidak hanya menguasai kemampuan terbang begitu cepat dan membuka kemungkinan bepergian dari London ke Sydney dalam beberapa jam, hal ini juga menjanjikan penerbangan luar angkasa yang lebih murah dan senjata yang dapat menembus sistem pertahanan saat ini.

Tetapi ada kendala dalam menghadirkan pesawat berkecepatan Mach 5+. Mengendalikan pesawat hipersonik memerlukan perencanaan dan pemrograman yang sangat besar. Menurut Sandia, hal ini menjadikan pengujian kendaraan hipersonik menjadi usaha yang lambat dan melelahkan tetapi menghadirkan sesuatu yang praktis.

Saat ini, penerbangan hipersonik oleh Sandia melibatkan peluncuran kendaraan ke ruang angkasa menggunakan roket yang berdentum sangat besar. Sayangnya, seperti pesawat ruang angkasa yang kembali, lintasannya sebagian besar bersifat balistik, dengan minim cara untuk mengendalikannya. Selain itu, proses ini membutuhkan pemrograman dan perhitungan berminggu-minggu.