AI bakal deteksi penyakit gagal jantung lebih dini

Oleh: Hieronimus Patardo - Rabu, 09 Jan 2019 11:09 WIB

Adopsi AI ke dunia medis makin marak terjadi. Kali ini, sejumlah peneliti menggunakan AI untuk mendeteksi penyakit gagal jantung lebih dini.

Source: NewAtlas

Sebuah inovasi dengan bantuan Artificial Intelligence (AI) kembali hadir dalam dunia medis. Sistem AI ini akan membantu para dokter untuk mendeteksi kemungkinan gagal jantung, dengan menggunakan perlengkapan ECG (electrocardiogram).

Sejumlah peneliti dari Klinik Mayo mendemonstrasikan kegunaan AI yang dicangkok ke perlengkapan ECG tersebut. Hasilnya, ECG mampu mendeteksi adanya disfungsi ventrikel kiri. Biasanya hasil ini baru didapat sesudah menjalani serangkaian tes yang memakan waktu dan tentunya berbiaya mahal.

Perlu diketahui, dalam dunia medis dikenal istilah Asymptomatic Left Ventricular Disfunction (ALVD) yang merupakan gejala utama gagal jantung. Sayangnya, kondisi ini tidak memunculkan tanda apapun, sebelum akhirnya terlambat ditangani. Dilansir dari NewAtlas (9/1), diperkirakan tiga hingga enam persen orang di dunia menderita ALVD, namun sulit untuk terdeteksi.

Untuk dapat mengetahui adanya ALVD, perlu dilakukan serangkaian tes. Hingga saat ini, alat diagnosa terbaik yang ada, antara lain tes pencitraan, termasuk CT scan dan echocardiogram. Tes darah juga dapat dilakukan, namun hasilnya kurang akurat.

Untuk itu, tim Klinik Mayo melatih sistem AI dengan menggunakan data lebih dari 600 ribu pasien dan menggabungkan hasil ECG dengan echocardiogram. Setelah itu, algoritma yang sudah siap kemudian diuji pada data independen dari 50 ribu lebih pasien lainnya. Hasilnya ternyata cukup impresif. ECG yang didukung AI ini memilki tingkat akurasi 85 persen.