Tipuan influencer palsu di medsos

Oleh: Lalu Ahmad Hamdani - Jumat, 16 Feb 2018 14:00 WIB

Agensi asal Spanyol, Human 2 Human (H2H) sengaja melakukan investigasi demi membuktikan popularitas di Instagram itu soal bisnis semata

Kurangnya kontrol di sektor influencer telah menyebabkan berbagai bentuk kecurangan. Hal ini terkadang membuat baik brand maupun agensi tidak tahu bagaimana cara mengawasinya. 

Saat ini, menjadi lebih mudah dan murah untuk mengembangkan profil menggunakan cara-cara artifisial (tidak alamiah). Praktik-praktik membeli banyak pengikut, membeli like atau komentar, demi membuat influencer terlihat lebih menarik, menyebabkan peningkatan persentase influencer yang melakukan penyimpangan.

Penyimpangan ini tidak jauh-jauh dari perkara ekonomi. Uang yang influencer hasilkan utamanya ditentukan oleh ukuran komunitas (pengikut) mereka. Semakin besar maka semakin banyak uang yang mereka hasilkan. Banyak merek dan agensi hidup tanpa menyadari masalah ini. Bahkan mereka tidak melakukan analisa secara profesional mengenai kualitas pengikut dari setiap profil influencer. Akhirnya, mereka pun melihat angka yang berkali-kali berbeda dari kenyataan.

H2H, salah satu agen khusus influencer marketing, menggali lebih jauh beberapa situasi penipuan di industri ini. Oktober 2017 lalu, H2H menciptakan profil palsu di Instagram demi melakukan reportase investigasi mendalam.

Influencer baru ini memiliki akun, @almu_ripamonti. H2H membuatnya tumbuh dengan cepat lewat cara-cara artifisial, melalui pembelian pengikut, pembelian like dan komentar secara besar-besaran.