Review anti-spoiler Spider-Man: No Way Home, film terbaik MCU Fase 4

Oleh: Zhafira Chlistina - Sabtu, 18 Des 2021 10:35 WIB

Moviegoers akhirnya dapat merasakan kembali perasaan yang sama ketika mereka menonton Avengers: Endgame di bioskop.

Waktu yang ditunggu telah tiba, film paling menjanjikan dalam jajaran fase 4 Marvel Cinematic Universe akhirnya tayang di bioskop Indonesia pada 15 Desember lalu. Moviegoers akhirnya dapat merasakan kembali perasaan yang sama ketika mereka menonton Avengers: Endgame di bioskop. Yap, itu adalah ungkapan yang mungkin dapat menggambarkan kesuksesan Spider-Man: No Way Home.

Disutradarai oleh John Watts dan screenplay oleh Chris McKenna dan Eric Sommers, No Way Home berhasil memenuhi ekspektasi para penggemar. Cerita dimulai ketika identitas Peter Parker sebagai Spider-Man diketahui oleh publik dan melahirkan dua kubu penggemar pahlawan tituler dan Mysterio.

Untuk meredakan kekacauan tersebut, Parker menemui Doctor Strange (Benedict Cumberbatch) dan meminta mantra untuk menghapus ingatan semua orang tentang dirinya. Sayang, mantra tersebut menjadi berantakan dan membuka gerbang multiverse, menyambut para villain dari alam semesta lain datang ke film ketiga Spider-Man MCU ini.

Seperti yang sudah ditampilkan dalam trailer, para penjahat dari film versi Sam Raimi dan Marc Webb muncul, di antaranya Green Goblin, Doc Ock, Electro, Sandman, dan Wizard. Beruntung, film dapat konsisten dengan alur utama dan tidak memecah fokus cerita. Meskipun setiap karakter di atas memiliki cerita masing-masing, namun perpaduan mereka cukup epik dalam mengembangkan alur cerita.

Bisa dibilang, No Way Home adalah film terbaik di antara waralaba Spider-Man lainnya. Film ini memiliki warna yang lebih gelap, dengan karakter Peter Parker yang kini dipaksa untuk lebih dewasa daripada di Homecoming dan Far from Home. Parker harus menghadapi akibat dari apa yang telah diperbuat sendirian, tanpa mentor ataupun bantuan rekan Avengers. Ya, memang ada Doctor Strange, tapi perlu diketahui kalau Strange tidak memiliki banyak screen time di film ini. Kehadirannya juga bukan sebagai mentor Parker, layaknya Tony Stark.