Fakta dan fiksi yang ada di The Da Vinci Code

Oleh: Zhafira Chlistina - Sabtu, 13 Mar 2021 11:14 WIB

The Da Vinci Code karya Dan Brown meninggalkan kontroversi di mana penikmatnya tidak bisa membedakan mana yang fakta dan fiksi.

Mana yang asli dan mana yang palsu? Ini tentu menjadi pertanyaan yang selalu dipertanyakan orang-orang setelah menonton film adaptasi novel Dan Brown, The Da Vinci Code. Film ini bercerita tetang kisah simbolog lulusan Universitas Harvard, Robert Langdon (Tom Hanks) dan ahli kriptologi Sophie Neveu (Audrey Tautou), yang terlibat dalam pencarian yang melibatkan sejarah dan Holy Grail.

Buku maupun film The Da Vinci Code menjadi sasaran kritik ekstrim, karena sejumlah fakta besar yang diklaim Brown berakar pada ketidakakuratan agama, sejarah, dan ilmiah. Terlepas dari ini, penggambaran seni, sejarah, dan budaya Eropa dalam plot cerita ,menurut The New York Times, didasarkan pada pemalsuan dan klaim substansial dari Pierre Plantard. Di samping banyak kontroversi, The Da Vinci Code meraih kesuksesan besar, dimana novelnya terjual 80 juta kopi di seluruh dunia, 

Karena sifat kontroversial yang ada di sepanjang film dan buku, sulit untuk memisahkan fakta dari fiksi, begitu pula sebaliknya. Brown dengan keahliannya dapat memelintir kejadian sejarah tertentu agar sesuai dengan tujuan narasi. Untuk itu, kami telah merangkai daftar hal yang mungkin fakta dan fiksi dalam film ini.

  • Fakta - Keberadaan The Knight’s Templar dan The Priory of Sion

Menurut Dan Brown, Holy Grail yang sebenarnya bukan berbentuk cawan, melainkan merujuk pada makam Maria Magdalena, sebuah rahasia yang selama ini dilindungi oleh The Knight’s Templar. Secara historis, The KNight’s Templar adalah ordo militer Katolik yang didirikan pada 1119. Kelompok ini berkaitan erat dengan Perang Salib. 

Tag