Xiaomi sikut Apple, jadi perusahaan ponsel terbesar kedua
Meski demikian masih harus dilihat apakah Xiaomi berhasil mempertahankan posisinya dari rival seperti OPPO dan vivo yang juga memiliki tujuan yang sama.
Xiaomi dikabarkan menjadi perusahaan ponsel terbesar kedua di dunia pada kuartal kedua tahun ini. Artinya, perusahaan asal Tiongkok tersebut sudah menyalip Apple. Laporan dari Canalys Research mengatakan bahwa Xiaomi mengalami lonjakan pengiriman sebesar 83%.
Dilansir dari Gizmochina (16/7), ini adalah pertama kalinya Xiaomi menembus dua posisi teratas secara global dalam hal pengiriman ponsel. Bagi yang belum tahu, dua posisi teratas secara historis didominasi oleh Samsung dan Apple.
Huawei sempat meraih posisi kedua, menggulingkan Apple, tetapi segera setelah itu, mulai menghadapi sanksi oleh Amerika Serikat. Akhirnya Huawei menarik diri dari pasar ponsel premium kelas atas dan Xiaomi bergegas mengisi celah tersebut dengan meluncurkan spesifikasi unggulan dengan harga kompetitif.
Menurut Canalys Research, Samsung tetap menjadi merek ponsel terkemuka secara global dengan pangsa 19% pada kuartal kedua tahun ini sementara Xiaomi berhasil meningkatkan pangsa pasarnya menjadi 17% pada kuartal kedua 2021. Apple berada di urutan ketiga dengan 14% pangsa pasar dalam hal pengiriman ponsel. OPPO dan vivo berada di posisi keempat dan kelima dengan pangsa pasar masing-masing 10%.
“Rata-rata harga jual Xiaomi sekitar masing-masing 40% dan 75% lebih murah jika dibandingkan Samsung dan Apple. Jadi, perusahaan itu berhasil meningkatkan penjualan untuk perangkat kelas atas, seperti Mi 11 Ultra”, kata Manajer Riset Canalys, Ben Stanton.
Meski demikian masih harus dilihat apakah Xiaomi berhasil mempertahankan posisinya dari rival seperti OPPO dan vivo yang juga memiliki tujuan yang sama – menawarkan ponsel kelas atas dengan harga terjangkau. Keuntungan lain yang dimiliki vivo dan OPPO terhadap Xiaomi adalah mereka menghabiskan banyak model untuk upaya pemasaran.
Laporan Canalys menambahkan bahwa Xiaomi telah berhasil meningkatkan pengiriman lebih dari 300% di Amerika Latin, 150% di seluruh Afrika, dan 50% di Eropa Barat.
