sun
moon
Premium Partner :
  • partner tek.id samsung
  • partner tek.id telkomsel
  • partner tek.id acer
  • partner tek.id realme
  • partner tek.id poco
Senin, 04 Jun 2018 12:10 WIB

Upaya tradisional Meksiko tangkal hoaks di WhatsApp

WhatsApp juga tak luput menjadi wadah penyebaran hoaks. Bahkan, hoaks yang menyebar di WhatsApp bisa didistribusikan pada grup tertutup.

Upaya tradisional Meksiko tangkal hoaks di WhatsApp
(Foto: Shutterstock)

Berita palsu atau juga disebut hoaks telah menjadi masalah di berbagai negara. Munculnya media sosial semakin membuat penyebaran konten tersebut semakin mudah. Lain halnya dengan Facebook dan Instagram, WhatsApp menggunakan enkripsi, sehingga perusahaan tak bisa mengakses pesan pengguna.

Namun demikian, WhatsApp juga tak luput menjadi wadah penyebaran hoaks. Bahkan, hoaks yang menyebar di WhatsApp bisa didistribusikan pada grup tertutup, sehingga tak bisa diketahui seberapa luas pernyabarannya, serta berapa banyak pengguna yang mengkonsumsi konten itu.

Dilansir NiemanLab, masalah ini juga tengah menjadi fokus pemeriksa fakta di Meksiko. Hoaks yang menyebar tak hanya dalam bentuk teks, namun juga gambar serta meme. 

Verificado 2018, sebuah organisasi pemeriksa fakta yang dipimpin oleh Animal Político, AJ + Español, dan Pop-Up Newsroom, tengah mencoba berupaya dalam penangkalan hoaks di WhatsApp. Hasilnya, upaya itu meraup beberapa poin positif. Tak hanya WhatsApp, Verificado juga melakukan pengecekan fakta pada beberapa platform media sosial. Misi Verificado sendiri mulai dilakukan pada Maret lalu dengan memiliki mitra di 28 dari 32 negara bagian Meksiko. 

"Kami tidak ingin menyerang. Kami memahami bahwa WhatsApp tidak seperti Twitter atau Facebook, kami melihatnya sebagau ruang pribadi bagi pengguna untuk berinteraksi dengan keluarga dan teman. Jadi, dibanding menggunakan broadcast untuk menyebarkan berita palsu, kami memilih untuk pendekatan personal," kata Diana Larrea Maccise, editor konten di Al Jazeera Media Institute.

Verificado menyiapkan saluran WhatsApp yang menjadi tempat pengguna mengirimkan informasi untuk diverifikasi serta memberikan tanggapan. Untuk mendapatkan pemeriksaan fakta ke lebih banyak pengguna, Verificado menyediakan fitur di status WhatsApp.

"Rata-rata 10 status harian yang berbeda di WhatsApp kami, sehingga orang-orang yang berlangganan ke saluran WhatsApp kami akan melihat hoaks yang terus menerus kami perbarui," kata Maccise. 

Pengguna kemudian bisa langsung membagikan status itu kepada rekan-rekan mereka. Pada setiap konten hoaks, akan terdiri dari gambar viral kemudian diberikan poin-poin keterangan terkait apakah itu fakta atau palsu.

Meski prosesnya cukup individual, upaya ini cukup membuahkan hasil positif. Saluran WhatsApp Verificado baru diluncurkan pada 18 Mei. Dua minggu berselang, 4.800 pengguna telah berlangganan serta 18.500 pesan telah diterima dimana 13.800-nya telah direspons.

Maccise menegaskan bahwa pesan yang dimaksud merujuk pada interaksi permintaan untuk memverifikasi konten. Namun Verificado berencana untuk memfilter permintaan pemeriksaan fakta secara lebih spesifik. Setiap status hoaks yang diterbitkan telah dilihat oleh sekitar 1.000 pengguna. 

Jenis informasi yang paling sering diminta untuk diverifikasi, menurut Maccise adalah gambar. Sebagian besar pengguna juga tak mengetahui dari mana gambar itu berasal.

"Kita tidak tahu apakah itu dimulai melalui akun WhatsApp dimana seseorang membuat meme, beredar di WhatsApp kemudian meluas ke Facebook atau Twitter atau bahkan sebaliknya... Itu tantangan besar, bukan hanya bagi kami, tetapi bagi semua jurnalis yang mencoba memahami bagaimana misinformasi menyebar," kata Maccise menjelaskan.

Penyebaran hoaks memang menjadi fokus banyak kalangan di berbagai negara. Pun begitu dengan perusahaan penyedia layanan jejaring sosial seperti Facebook dan Twitter. Facebook, misalnya, telah menggandeng beberapa mitra untuk mengecek fakta informasi yang menyebar pada platform-nya, termasuk di Indonesia. 

Share
×
tekid
back to top