Twitter bakal hilangkan tombol Like, pengguna meradang
Untungnya, VP Komunikasi Twitter, Brandon Borman menyebutkan bahwa penghapusan ini tidak akan terjadi dalam waktu dekat.
Twitter belakangan ini sedang menjadi bulan-bulanan pengguna. Setelah banyak mendapatkan protes terkait dengan cuitan yang berisi ujaran kebencian dan hoax semenjak dulu kala, kini pengguna kembali memprotes Twitter.
Hal ini mencuat setelah CEO Twitter, Jack Dorsey, mengungkapkan dirinya bukan penggemar tombol ‘Like’. Bahkan, dia menyebutkan dalam waktu dekat, dia akan meminta tim pengembang untuk menghapuskan tombol itu.
Pernyataan ini bisa diibaratkan sebagai bom bunuh diri. Benar saja, sekira seminggu kemudian, para pengguna Twitter meradang dan marah dengan pernyataan yang dilontarkan oleh Dorsey.
The Verge (30/10) mengatakan bahwa para pengguna menegaskan bahwa tombol ‘Like’ ini menjadi sarana bagi mereka untuk mendukung orang lain. Beberapa orang menyatakan, bila media sosial berbasis microblogging itu menghapus tombol berbentuk hati tersebut, maka fitur retweet dan argumen akan menjadi satu-satunya alat komunikasi.
Pihak Twitter pun menyatakan bahwa penghapusan ini memang sudah didiskusikan. Tapi, melalui VP Komunikasi Twitter Brandon Borman menjelaskan bahwa penghapusan tombol ini tidak akan terjadi dalam waktu dekat.
“Sedikit cerita dengan tombol ‘Like’. Kami memang sudah pernah menyatakan tengah mempertimbangkan (penghapusan) tombol itu. Jack bahkan telah mengutarakannya di depan kongres Amerika. Tapi kita tidak tahu kapan. Tapi tidak akan terjadi ‘dalam waktu dekat ini’,” kata Borman.
Short story on "like." We've been open that we're considering it. Jack even mentioned it in front of the US Congress. There's no timeline. It's not happening "soon." https://t.co/jXBmkudWYv
— Brandon Borrman (@bborrman) October 29, 2018
Sekadar informasi, ini bukan kali pertama Dorsey mengutarakan pendapatnya mengenai ketidaksukaan terhadap tombol ‘Like’. Pada Agustus lalu, dia tengah bereksperimen fitur-fitur baru di Twitter dan melakukan desain ulang termasuk pada tombol ‘Like’.
"Hal yang paling penting yang dapat kita lakukan adalah melihat insentif yang kita bangun ke dalam produk kami. Saya tidak berpikir mereka benar lagi," kata Dorsey kala itu.