×
Kanal
    • partner tek.id realme
    • partner tek.id samsung
    • partner tek.id acer
    • partner tek.id wd
    • partner tek.id wd
    • partner tek.id wd
    • partner tek.id wd

Tools for Humanity segera diperkenalkan, ini kata pemerintah

Oleh: Nur Chandra Laksana - Selasa, 11 Februari 2025 13:02

Sore ini, Tools for Humanity akan segera diperkenalkan di Indonesia. Dan berikut ini tanggapan pemerintah akan kehadiran teknologi baru ini.

Tools for Humanity segera diperkenalkan, ini kata pemerintah

Sore ini, Tools for Humanity akan memperkenalkan teknologi mereka di Indonesia. Mereka mengatakan, teknologi yang mereka bawa kali ini diharapkan dapat mematahkan teknologi deepfake yang berujung dengan penipuan identitas dan lainnya.

Perusahaan yang satu ini didirikan pada 2019 oleh dua orang, yang satu adalah Alex Blania yang kini menjabat sebagai CEO dan Sam Altman, pendiri OpenAI yang menjabat sebagai Chairman. Jadi, perusahaan ini memang berfokus terhadap AI.

Kedatangan Tools for Humanity sendiri disambut dengan baik oleh pihak pemerintah Indonesia. Noudhy Valdryno, Deputi Bidang Diseminasi dan Media Informasi Kantor Komunikasi Kepresidenan mengapresiasi hadirnya teknologi tersebut di Indonesia.

Dalam sebuah sesi tanya jawab eksklusif yang dihadiri Tek.id dan beberapa media lain, Noudhy mengatakan bahwa pemerintah dan kementerian terkait perlu memahami serta mempelajari teknologi ini agar bisa menyesuaikan regulasi yang tetap relevan dengan perkembangan teknologi.

"Yang kami inginkan kerangka kebijakan kita menjadi semakin progresif. Artinya begini, kalau kita membuat kebijakan di tahun 2025, jangan sampai tiba-tiba teknologi itu ternyata sudah di tahun 2045," papar Noudhy.

Yang dilakukan oleh Tools for Humanity adalah membuat data digital dari individu, dengan memetakan wajah dan mata seseorang ke bentuk digital. Nah, data ini nantinya bisa dijadikan panduan bagi pihak ketiga untuk memastikan mereka tidak terkena fraud melalui teknologi deepfake.

Alat yang mereka gunakan untuk merekam wajah kita menjadi data digital adalah The Orb. Teknologi ini menghabiskan sekitar USD50 juta untuk pengembangan. Nah, data yang sudah mereka rekam akan dikirim ke aplikasi bernama World App.

Setelah data dikirim dan disimpan oleh pengguna, data yang ada di The Orb akan dihapus. Ini sangat penting karena menurut mereka data yang mereka ambil bersifat pribadi dan hanya boleh disimpan oleh individu yang bersangkutan.

"Dengan sistem ini, satu manusia hanya bisa memiliki satu identitas, yang dapat membantu mengatasi berbagai bentuk penipuan digital," ujar Damien Kieran selaku Chief Legal dan Privacy Officer Tools for Humanity.

Dia pun mencontohkan penggunaan alat mereka. Contoh mudahnya seperti verifikasi di media sosial. Di platform X misalnya, media sosial tersebut akan mencocokkan data yang ada di aplikasi World App untuk memastikan akun tersebut memang sedang diakses oleh orang yang berhak.

“Secara simpel, Tools for Humanity bertindak sebagai Man in the Middle,” jelasnya. Nantinya, teknologi ini dapat digunakan di industri yang lebih luas lagi.

Untuk dapat diimplementasikan, Noudhy menjelaskan bagaimana pentingnya bagi pemerintah merancang sebuah regulasi yang dapat mengakomodasi teknologi-teknologi tersebut.

"Jadi, saya rasa teknologi-teknologi seperti ini membuka potensi banyak sekali, dan kita harus adaptif serta belajar. Yang penting, kerangka regulasi kita semakin progresif ke depannya," ujar Noudhy menutup pernyataannya.

×
back to top