Tiongkok buat peraturan baru, akuisisi TikTok mundur lagi
Tiongkok dilaporkan membuat peraturan baru yang mengharuskan setiap ekspor teknologi mendapatkan izin terlebih dahulu dari pemerintah.
TikTok sampai saat ini masih berada dalam tahap negosiasi untuk akuisisi bisnisnya, setidaknya di kawasan Amerika Serikat. Microsoft dan Walmart, yang dikabarkan bekerja sama dalam upaya ini digadang-gadang akan segera menyelesaikan proses jual beli itu dalam waktu dekat. Namun tampaknya konklusi dari permasalahan ini masih belum ditemukan.
Tiongkok baru-baru ini dilaporkan mengeluarkan sebuah peraturan baru terkait ekspor teknologi ke negara lain. Pemerintah Tiongkok secara khusus memang tidak menyebut TikTok secara spesifik, namun langkah ini diduga kuat merupakan upaya perlawanan balik terhadap rencana akuisisi yang dilakukan AS.
Dilansir dari South China Morning Post (31/8), Cui Fan, profesor perdagangan internasional di Universitas Ekonomi dan Bisnis Internasional di Beijing mengungkapkan bahwa ByteDance, induk dari TikTok, memiliki beberapa teknologi di bidang artificial intelligence dan bidang lainnya. Beberapa teknologi itu rupanya tercantum dalam peraturan baru yang ditetapkan Tiongkok.
Singkatnya, ada beberapa sektor teknologi yang aturannya disesuaikan Tiongkok, yakni artificial intelligence seperti pengenalan suara dan data analytics serta rekomendasi konten. Ekspor teknologi ini harus didahului izin dari Menteri Perdagangan Tiongkok, setidaknya dalam tempo 30 hari sebelum ekspor dilakukan.
Tidak hanya itu, pelaku ekspor juga harus memasukkan perjanjian yang dilakukan kepada pemerintah untuk proses pratinjau dan mendapatkan lisensi untuk melakukan ekspor. Proses ini diklaim akan memakan waktu hingga 15 hari.
Keputusan baru ini bakal membuat upaya akuisisi TikTok di beberapa wilayah mundur kembali. Padahal gabungan Microsoft dan Walmart sudah diprediksi akan memiliki bisnis TikTok di negeri Paman Sam. Walmart bahkan sudah mengungkapkan rencananya membuat TikTok sebagai ecommerce untuk menandingi Amazon.
