TikTok bantah isu bakal dijual oleh ByteDance

Bloomberg mengabarkan bahwa indukan dari TikTok, yakni ByteDance tengah mempersiapkan diri untuk menjual saham TikTok. Hal ini cukup mengejutkan dikarenakan saat ini aplikasi tersebut sedang tumbuh dengan baik.

Namun baru-baru ini kepala TikTok, Alex Zhu, telah memberikan keterangan resmi terkait dengan pemberitaan tersebut. Dia menyangkal adanya isu yang kurang mengenakkan tersebut dalam sebuah catatan internal kepada staf yang menangani laporan tersebut.

The Verge (27/12/2019) melaporkan, Reuters kemudian berhasil mendapatkan catatan tersebut. "Dari waktu ke waktu Anda dapat membaca berita di media yang tidak benar,” kata Alex, menyebut laporan Bloomberg tidak akurat.

Dia menambahkan bahwa para eksekutif belum menyelenggarakan diskusi dengan pembeli potensial TikTok. “Kami juga tidak memiliki niat untuk itu." Perwakilan TikTok juga mengatakan kepada Bloomberg bahwa rumor ini sama sekali tidak pantas.

Laporan Bloomberg tiba ketika TikTok terus mendapat perhatian dari pejabat Amerika beberapa bulan terakhir. Beberapa senator memperingatkan aplikasi itu bisa menjadi ancaman keamanan nasional.

Penasihat eksekutif ByteDance pun merekomendasikan "mulai dari pertahanan hukum yang agresif dan pemisahan operasional untuk TikTok hingga penjualan saham mayoritas," menurut Bloomberg. 

Perusahaan dapat membuktikan bahwa mereka tidak menghadirkan ancaman keamanan saat diminta oleh pejabat AS. ByteDance ingin mempertahankan kendali penuh atas TikTok, Bloomberg juga melaporkan, terutama karena aplikasi terus meningkat popularitasnya.

Komite Investasi Asing di Amerika Serikat (CFIUS) sedang mempertimbangkan pembelian ByteDance senilai USD1 miliar oleh Musical.ly pada tahun 2017. Investigasi dapat menentukan apakah ByteDance harus menginvestasikan aset Musical.ly, yang membantu membangun platform TikTok.

CFIUS telah mulai mengajukan pertanyaan, dan dapat merekomendasikan langkah-langkah yang dapat diambil TikTok untuk "menghindari melepaskan aset Musical.ly yang diperolehnya," menurut Reuters. Penyelidikan terjadi ketika ketegangan antara Amerika Serikat dan Tiongkok mulai tumbuh.

ByteDance telah berupaya untuk mengatasi masalah melalui beberapa inisiatif. Perusahaan telah mencoba untuk bekerja dengan lebih banyak kelompok Amerika, termasuk menyewa firma hukum independen Amerika pada bulan Oktober untuk meninjau praktik moderasi konten TikTok.