Tesla tuduh karyawan curi software perusahaan

Bukan pertama kali bagi Tesla menuduh karyawannya mencuri teknologi perusahaan. Namun kasus terbaru ini mungkin sangat mengejutkan jika benar-benar terbukti. Pabrikan mobil listrik tersebut telah menuntut insinyur Alex Khatilov karena diduga mencuri software Warp Drive kustom Tesla (digunakan untuk mengotomatiskan pembelian dan sistem lain) dalam waktu tiga hari sejak memulai pekerjaan pada akhir Desember 2020, sebagaimana dilaporkan oleh Electreck.

Tesla juga menuduh Khatilov berusaha menutupi tindakannya. Dilansir dari Engadget (25/1), Khatilov dilaporkan berbohong tentang "hanya mentransfer dokumen pribadi ketika penyelidik memeriksanya", dan mengklaim dia “lupa” tentang file software milik Tesla ketika memberi akses penyelidik ke akun Dropbox-nya. Insinyur tersebut bahkan mencoba menghapus aplikasi Dropbox dan file lainnya pada awal wawancara, kata Tesla.

Perusahaan tersebut tidak mengatakan bahwa Khatilov telah berkoordinasi dengan orang lain. Namun, perusahaan memperingatkan bahwa pihaknya “tidak mengungkap” semua tindakan Khatilov, dan bahwa dia mungkin masih membagikan file Tesla. Karyawan tersebut harus bekerja dari jarak jauh karena pandemi, sehingga sulit untuk memverifikasi bahwa file telah dihapus.

Tesla sangat protektif terhadap teknologinya, setelah menuntut Rivian dan Zoox karena diduga memperkerjakan karyawan yang membawa rahasia Tesla. Kejadian ini di luar menggugat perorangan seperti Martin Tripp, yang oleh Elon Musk disebut sebagai “penyabot”. Jika benar, kasus Khatilov hanya akan meningkatkan Tesla tentang pencurian rahasia dagang. Tesla sendiri sangat memiliki alasan untuk melindungi teknologi mobil listrik dan sistem otonomnya yang sangat penting.