×
Kanal
    • partner tek.id realme
    • partner tek.id samsung
    • partner tek.id acer
    • partner tek.id wd
    • partner tek.id wd
    • partner tek.id wd
    • partner tek.id wd

Terlalu banyak pakai AI bisa turunkan kemampuan kognitif

Oleh: Nur Chandra Laksana - Selasa, 24 Juni 2025 18:02

Dalam penelitian terbaru dari MIT, terlalu banyak pakai AI bisa turunkan kemampuan kognitif.

Terlalu banyak pakai AI bisa turunkan kemampuan kognitif Ilustrasi Artificial Intelligence (Pixabay)

Penggunaan teknologi AI saat ini semakin bertumbuh dengan pesat. Mulai dari anak sekolah hingga para pekerja kini semakin ramai menggunakan teknologi tersebut untuk membantu kehidupan mereka. Tapi, apakah dengan keseringan menggunakan AI, akan ada dampaknya?

Ternyata, di balik kemudahan tersebut, penelitian terbaru dari Massachusetts Institute of Technology (MIT) mengungkapkan sisi lain yang perlu diwaspadai. Ketergantungan pada AI ternyata dapat menurunkan kemampuan kognitif manusia.

Studi MIT ini membagi partisipan ke dalam tiga kelompok, masing-masing diminta menulis esai dengan bantuan ChatGPT, mesin pencari, atau tanpa alat bantu sama sekali. Selama proses penulisan, aktivitas otak peserta dipantau menggunakan pemindaian ECG untuk mengukur tingkat keterlibatan kognitif dan daya ingat. Hasil esai kemudian dinilai oleh sistem AI dan penilai manusia untuk memastikan objektivitas.

Temuan utama dari studi ini menunjukkan bahwa kelompok yang menggunakan ChatGPT memiliki tingkat aktivasi otak paling rendah, terutama di area yang berhubungan dengan keterlibatan kognitif dan memori. Peserta yang mengandalkan ChatGPT juga mengalami kesulitan dalam mengingat kembali isi esai yang telah mereka tulis. Hal ini menandakan bahwa kemudahan yang ditawarkan AI justru dapat mengurangi latihan otak yang penting untuk mempertahankan daya ingat dan keterampilan berpikir kritis, seperti dilansir dari laman Wccftech (24/6).

Sebaliknya, partisipan yang menulis tanpa bantuan teknologi menunjukkan tingkat retensi memori yang lebih baik dan keterlibatan otak yang lebih tinggi. Mereka mampu menggali ide secara lebih mendalam dan mempertahankan informasi yang telah dipelajari. Studi ini juga mengungkapkan bahwa ketika kelompok ChatGPT diminta untuk menulis esai tanpa bantuan AI pada sesi berikutnya, performa mereka justru menurun drastis dibandingkan kelompok lain.

Fenomena ini disebut oleh peneliti sebagai “cognitive debt” atau hutang kognitif, yaitu kondisi di mana ketergantungan berulang pada AI mengikis kemampuan berpikir kritis dan keterampilan belajar inti. Penggunaan ChatGPT dan alat AI lainnya secara berlebihan dapat menyebabkan penurunan kualitas proses belajar, sehingga pengguna menjadi kurang mandiri dalam memecahkan masalah atau menghasilkan ide orisinal.

Meskipun hasil ini baru berasal dari satu studi saja, tetap saja temuan MIT ini menyoroti pentingnya menyeimbangkan penggunaan AI dengan upaya mempertahankan keterampilan kognitif manusia. Di tengah tren integrasi AI yang semakin masif dalam kehidupan sehari-hari, pengguna perlu lebih bijak dalam memanfaatkan teknologi tanpa melupakan pentingnya latihan otak dan proses belajar mandiri.

Tag

Tagar Terkait

×
back to top