Teknologi Intel dan Microsoft bisa ubah malware jadi gambar
Kerjasama antara Intel dan Microsoft menghasilkan metode dimana mereka dapat mengubah malware menjadi gambar, yang kemudian dianalisa oleh AI.
Intel & Microsoft STAMINA
Microsoft dan Intel kembali berkolaborasi untuk membuat sebuah teknologi baru. Kali ini, dua perusahaan besar tersebut memiliki ide pendekatan baru untuk mengklasifikasikan malware, yakni dengan membuat malware tersebut menjadi sebuah gambar.
Hasil kolaborasi ini mereka sebut sebagai STAMINA, singkatan dari Static Malware-as-Image Network Analysis. Sistem ini disebut dapat mengubah kode jahat menjadi gambar sehingga sistem pembelajaran yang mendalam dapat mempelajarinya.
Pendekatan mengkonversi bentuk biner dari file input menjadi aliran piksel sederhana, dan mengubahnya menjadi gambar dengan dimensi yang bervariasi tergantung pada aspek-aspek seperti ukuran file. Jaringan saraf terlatih kemudian menentukan apakah malware (jika ada) telah menginfeksi file.
ZDNet (12/5/2020) mencatat bahwa AI sudah dilatih pada sejumlah besar data yang telah dikumpulkan Microsoft dari instalasi Windows Defenders. Kedua pihak mengklaim bahwa STAMINA telah terbukti cukup efektif sejauh ini, dengan akurasi lebih dari 99 persen dalam mengklasifikasikan malware dan tingkat positif palsu sedikit di bawah 2,6 persen.
- Peretasan robot vacuum: Ketika teknologi dieksploitasi untuk menyebarkan kebencian
- Google Chrome tambah enkripsi berbasis aplikasi untuk melindungi cookie dari malware
- Peneliti Belgia temukan celah privasi di sejumlah aplikasi kencan
- Pembaruan palsu Chrome di Android dapat mencuri data perbankan pengguna
Tapi, cara ini masih memiliki batasan yang cukup besar. STAMINA saat ini cukup bekerja dengan baik dengan file kecil, tetapi sangat susah payah memindai file yang memiliki data lebih besar.
Namun, dengan penyempurnaannya metode ini bisa sangat berguna. Sebagian besar deteksi malware mengandalkan ekstraksi tanda tangan biner atau sidik jari, tetapi banyaknya tanda tangan membuatnya tidak praktis. Di masa depan, teknologi ini diklaim dapat membatu aplikasi antivirus untuk mendeteksi malware.








