Tanggapan santai pendiri Huawei atas penangguhan Google

Pendiri Huawei Ren Zhengfei menanggapi dengan santai dampak dari keputusan pemerintah Amerika Serikat (AS) yang membatasinya berbisnis dengan perusahaan AS. Di antara perusahaan AS yang mengikuti perintah pemerintah adalah Google dan Qualcomm. Artinya, bisnis Huawei dengan kedua perusahaan itu tak lagi bisa berjalan mulus.

Dalam tanggapannya dengan media China, Ren mengatakan perpanjangan masa lisensi 90 hari agar hubungan bisnis normal yang diberikan AS tak akan membuat banyak perubahan bagi Huawei karena rencana perusahaan yang sudah ada. 

"Di saat yang kritis, saya berterima kasih kepada perusahaan-perusahaan AS karena mereka telah banyak berkontribusi pada pengembangan Huawei dan menunjukkan kesadaran mereka tentang masalah ini," kata Ren.

"Sejauh yang saya pahami, perusahaan-perusahaan AS telah melakukan upaya untuk membujuk pemerintah AS agar membiarkan mereka bekerja sama dengan Huawei... Kami selalu membutuhkan chipset yang dikembangkan AS, dan kami tidak bisa mengecualikan produk-produk Amerika dalam pikiran yang sempit."

Sosok penting di Huawei itu mengatakan pembatasan perdagangan tidak akan mempengaruhi peluncuran 5G Huawei dan tak ada yang akan menyalip teknologi Huawei dalam dua hingga tiga tahun ke depan. Dia kemudian menambahkan bahwa pemerintah AS meremehkan kemampuan Huawei.

Dilansir The Verge (21/5), Ren dikenal hampir tak pernah di wawancara. Namun kondisi perang dagang yang semakin memanas belakangan ini, membuatnya semakin diincar dan menjadi sorotan. Apalagi ketika penangkapan putrinya Meng Wanzhou sebagai CFO Huawei. Oleh karenanya, Ren kini lebih banyak memberikan tanggapan.

Untuk diketahui, Google mencabut lisensi Android Huawei pada Minggu (19/5) waktu AS sesuai dengan keputusan pemerintah. Intel dan qualcomm juga dilaporkan menginstruksikan karyawannya untuk berhenti bekerja dengan Huawei. Gerakan ini akan mencegah Huawei untuk menjual perangkat yang menjalankan aplikasi Google dan Google Play Store, dan merancang smartphone dengan komponen buatan AS. Namun raksasa teknologi China itu mengatakan telah membangun sistem operasi alternatif dan menyediakan stok perangkat akan kemungkinan tersebut.