Steam keluarkan aturan baru soal pembelian game

Steam baru saja memperbarui pedoman platform mereka dengan menambahkan satu aturan baru yang cukup kontroversial. Sebentar lagi, game yang melanggar aturan pembayaran akan dihapuskan dari platform merka.

Dilansir dari laman Engadget (17/7), aturan baru tersebut menyebutkan bahwa "konten yang mungkin melanggar aturan atau standar yang ditetapkan oleh penyedia pembayaran dan jaringan kartu seperti bank, serta penyedia layanan internet" tidak lagi akan diizinkan dan berpotensi dihapus dari Steam.

Secara sederhana, aturan ini memberi kekuatan pada perusahaan kredit seperti Visa dan Mastercard untuk memengaruhi game mana saja yang boleh dipasarkan di Steam. Dalam klausul tersebut diungkapkan juga bahwa kebijakan ini secara spesifik akan berimbas pada "beberapa jenis game dengan konten dewasa saja".

Imbas dari peraturan baru ini pun langsung berasa, dimana sudah ada beberapa game yang menghilang dari platform Steam. Sebagian besar game yang ditarik dari platform diketahui mengandung tema seksual yang sangat eksplisit, dan banyak di antaranya memakai kata "incest" di dalam judulnya.

SteamDB memang tidak mencantumkan alasan penghapusan secara spesifik, tetapi waktu penghapusan game-game tersebut sangat berdekatan dengan diberlakukannya aturan baru ini. Aturan ini memang terkesan aneh bagi banyak orang, namun faktanya, perusahaan pembayar seperti Visa dan Mastercard memang secara rutin menolak transaksi untuk pembelian konten dewasa.

Beberapa tahun terakhir, mereka bahkan mengetatkan aturan. Pada tahun 2020, Mastercard dan Visa memblokir penggunaan kartu mereka di situs dewasa Pornhub. Lalu, di 2021, Mastercard memperjelas aturan bahwa bank yang bekerja sama dengan penjual konten dewasa wajib memastikan adanya sistem moderasi yang efektif untuk memblokir dan menghapus konten ilegal.

Sebagian pengguna Steam mungkin tidak terlalu peduli dengan penghapusan judul-judul seperti "Sex Adventures - Incest Family". Namun, aturan baru ini memunculkan kekhawatiran soal kemungkinan munculnya “censorship” secara perlahan oleh institusi keuangan besar. Ada kekhawatiran bahwa ke depannya aturan ini juga bisa berdampak pada game non-dewasa.

Di sisi lain, Steam memang pernah menjadi rumah bagi konten yang sangat kontroversial. Sampai saat ini, belum ada jawaban resmi dari Valve terkait perubahan aturan ini, dan para pengamat masih menunggu pernyataan lebih lanjut dari pihak platform games populer ini.