sun
moon
Premium Partner :
  • partner tek.id telkomsel
  • partner tek.id realme
  • partner tek.id acer
  • partner tek.id poco
  • partner tek.id samsung
Jumat, 08 Feb 2019 14:41 WIB

Sistem komputer parlemen Australia diretas

Guna mengantisipas dampak lebih lanjut, anggota parlemen dan staf pemerintah diminta mengubah kata sandi mereka. 

Sistem komputer parlemen Australia diretas
(Foto: Pexels)

Badan Siber Australia tengah menyelidiki pelanggaran jaringan komputasi parlemen federal negara. Kabarnya, jaringan komputasi itu diretas oleh negara asing. Guna mengantisipas dampak lebih lanjut, anggota parlemen dan staf pemerintah diminta mengubah kata sandi mereka. 

Pernyataan bersama dari Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Tony Smith dan Presiden Senat Scott Ryan mengatakan tak ada bukti bahwa data telah diakses dalam pelanggaran itu. Kendati demikian, penyelidikan tetap dilakukan sebagaimana dilansir The Seattle Times (8/2).

"Kami tidak memiliki bukti bahwa ini adalah upaya untuk mempengaruhi hasil proses parlemen atau mengganggu maupun mempengaruhi proses pemilu atau politik," demikian pernyataan dalam keterangan itu.

Para pejabat Australia tidak menyalahkan negara mana pun. Namun pada 2011 dilaporkan, China dicurigai mengakses sistem email yang digunakan anggota serta staf parlemen. Pakar keamanan siber Fergus Hanson dari Australian Strategic Policy Institute mengatakan, kemungkinan besar negara itu berada di balik serangan tersebut.

"Akan ada banyak korespondensi menarik antara staf tentang siapa yang melakukan apa... Mungkin ada informasi menarik tentang tunjangan parlemen yang diberikan kepada politisi yang mungkin tidak disukai publik. Mungkin ada seluruh simpanan email yang bisa merusak satu pihak atau pihak lain," kata Hanson.

Perdana Menteri Scott Morrison juga telah mengetahui serangan ini. Namun dia tak bisa berkomentar terkait sumber serangannya. "Saya harus menekankan tidak ada arahan bahwa departemen atau lembaga pemerintah telah menjadi target dari serangan semacam itu," ujarnya.

Share
×
tekid
back to top