Seniman ramai-ramai gugat AI terkait hak cipta karya

Kumpulan seniman mulai melakukan perlawanan hukum terhadap dugaan pencurian miliaran gambar berhak cipta yang digunakan untuk melatih generator seni AI. Untuk diketahui, kemampuan AI dalam mereproduksi gaya unik belakangan ini diketahui menggunakan karya yang sudah ada, tanpa memberi kompensasi kepada seniman atau bahkan meminta persetujuan.

Dilansir dari Arstechnica (17/1), sekelompok seniman yang diwakili oleh Firma Hukum Joseph Saveri mengajukan gugatan class action federal AS di San Francisco terhadap perusahaan AI-art Stability AI, Midjourney, dan DeviantArt. Mereka diduga pelanggaran Digital Millennium Copyright Act, pelanggaran hak cipta publisitas, dan persaingan yang tidak sah. 

Dalam surat pengaduan yang diajukan ke pengadilan, seniman Sarah Andersen, Kelly McKernan, dan Karla Ortiz mengatakan, "Berusaha untuk mengakhiri pelanggaran hak-hak mereka yang terang-terangan dan sangat besar ini sebelum profesi mereka dihilangkan oleh program komputer yang didukung sepenuhnya oleh kerja keras mereka."

Seperti diketahui, Stability AI dari Stable Diffusion, Midjourney, atau generator DreamUp di DeviantArt, menawarkan cara cepat membuat suatu karya seni hanya dengan mengetikkan frasa atau kata kunci. 

AI tersebut kemudian membuat sesuatu yang mirip dengan karya seniman yang masih ada. Apa yang dihasilkan AI ini menjadi sangat kontroversial di kalangan seniman, memicu protes dan perang budaya di media sosial.

Namun salah satu generator AI yang bisa dibilang sebagai arus utama yakni OpenAI tidak termasuk dalam daftar perusahaan yang diadukan. OpenAI, pencipta model sintetis gambar DALL-E, belum mengungkapkan secara terbuka isi kumpulan data pelatihannya dan telah melisensikan beberapa data pelatihannya secara komersial dari perusahaan seperti Shutterstock.