Ribuan akun Disney+ diretas sejak hari peluncurannya
Ribuan akun Disney+ telah diretas dan dijual ke dark web, sejak hari peluncuran layanan streaming tersebut.
Ribuan akun Disney+ dikabarkan telah diretas. Pelanggan telah melaporkan akun mereka diretas dan dijual di dark web. Kabarnya meski banyak yang telah menghubungi Disney terkait masalah ini, namun masih banyak yang belum menemukan solusi dari masalah tersebut, dilansir dari Hypebeast (18/11)
Meskipun Disney+ baru ditayangkan di Amerika Serikat, Kanada, dan Belanda, namun banyak pengguna yang akunnya dikunci pada hari peluncuran layanan streaming ini. Para pengguna juga khawatir bila peretas dapat menggunakan login Disney+ mereka untuk mengakses produk Disney lainnya, seperti toko Disney dan taman rekreasinya. Bahkan para pengguna Disney+ juga telah mengeluhkan masalah ini ke media sosial, yang beberapa di antaranya mengatakan bahwa Disney belum memberi tanggapan pada mereka.
@disneyplus HUGE security issue- all Disney accounts are linked together so they have the same password. This means a hack on one is a hack on all. Spending the morning on the phone with Disney Vacation Club. Got access back to DVC and https://t.co/v9x89JdYtW but not Disney+ :( — Alicia (@juliothegato) November 17, 2019
So not only does this suck but it also goes towards something I was noticing with Disney+ the security seems from the same era as the first lion king film. That is to say lacking. If your account was hacked there is next to no way to log everyone out. https://t.co/I4YqpgMZXL
— KurtzOperations (@KurtzOperations) November 17, 2019
Beberapa analis berspekulasi bahwa kemungkinan akun terkunci tersebut telah diretas sejak hari pertama peluncuran Disney+. Bahkan kabarnya banyak akun pengguna yang telah tersedia untuk dijual di dark web hanya beberapa jam setelah layanan Disney+ diluncurkan yang dihargai USD3 atau setara Rp42 ribu. Diketahui banyak penjual yang menggunakan ID pengguna dan kata sandi unik untuk meretasnya.
Sementara itu, peneliti Cyberlnt, Jason Hill mengatakan banyak akun diretas karena banyak orang menggunkaan kata sandi yang sama untuk situs berbeda. "Banyak orang mungkin menganggap sulitnya membuat kata sandi unik untuk setiap layanan daring, pengelola kata sandi akan menyederhanakan proses ini dan memungkinkan Anda untuk menghasilkan serta menyimpan kata sandi unik yang sulit ditebak dengan aman," kata Hill.