sun
moon
Premium Partner :
  • partner tek.id poco
  • partner tek.id samsung
  • partner tek.id acer
  • partner tek.id telkomsel
  • partner tek.id realme
Jumat, 06 Jul 2018 19:26 WIB

Rasanya main dengan drone seharga Rp250 juta

Kali ini DJI memperbolehkan saya bermain dengan drone komersil terbarunya yang dibanderol seharga Rp250 juta

Rasanya main dengan drone seharga Rp250 juta

Bisa dikatakan bahwa perkembangan industri drone di Indonesia saat ini berkembang pesat, dari yang sekadar hobi hingga menjadi perangkat relevan untuk mendukung bisnis, seperti agrikultur, kontruksi, dan energi. Oleh karena itu, DJI menghadirkan beberapa drone untuk memenuhi keperluan di aneka bidang seperti beberapa di antaranya Phantom 4 Pro, Agras MG-1S, Mavic Pro, Matrice 200, dan kamera Drone Zenmuse XT2.

Meski ada banyak pilihan teknologi yang hadir di produk DJI, perusahaan tersebut menyatakan bahwa mereka selalu berusaha menghadirkan produk yang mudah digunakan. Saya adalah salah satu orang yang belum terlalu akrab dengan drone dalam hal mengendalikannya. Pada kesempatan kali ini, saya mencoba menerbangkan beberapa drone dari DJI dari beberapa produk yang dijelaskan sebelumnya, termasuk drone komersil yang ditujukan untuk keperluan agrikultur.

Ya, tidak tanggung-tanggung, saya berkesempatan menerbangkan drone untuk keperluan industri seharga Rp250 juta. Meski saya sama sekali belum pernah mengontrol drone yang sangat besar, berkat keandalan para insinyur DJI yang mampu menghadirkan teknologi yang mudah dimengerti dan diakses pada remote control-nya, saya tidak memerlukan waktu lama untuk dapat mengendalikannya secara lancar (bukan bermaksud sombong).

Aneka jajaran akses kontrol yang dihadirkan remote control dibuat secara khusus sehingga saya tidak perlu terus-terusan melihat remote control saat menerbankannya lantaran seluruh tombol akses mudah digapai dengan kedua tangan saya. Bobot remote control tersebut juga tidak terlalu berat, namun saya tidak tahu secara pasti berapa bobotnya.

Demi keamanan, seluruh drone DJI mengharuskan pengguna menekan dua kali tombol daya sebelum drone aktif. Meski sudah aktif, baling-baling drone belum berputar. Sekali lagi, hal tersebut adalah demi keamanan. Baling-baling mulai berputar setelah saya melakukan gerakan mirip huruf ‘V’ pada tuas kiri dan kanan. Maksudnya adalah dengan mengarahkan tuas kiri ke sudut kanan bawah berbarengan dengan mengarahkan tuas kanan ke arah kiri bawah. Setelah itu baru deh baling-baling pada DJI Agras MG-1S berputar. Sebagai catatan, drone berukuran jumbo tersebut dilengkapi dengan delapan baling-baling. Wow, banyak ya!

Bodi keseluruhan Agras MG-1S menggunakan material karbon demi bodi yang lebih ringan, termasuk baling-baling. Namun, DJI tetap menggunakan bahan plastik untuk tangki pestisida. Tangki tersebut berfungsi untuk menyerbarkan pestisida pada tanaman di lahan yang sangat luas. Namun pada demonstrasi di sini, tangki tersebut diisi dengan air demi keamanan.

Cara pengatur keluarnya pestisida yaitu dengan mengakses tombol putar yang ada di sisi bahu kiri remote control. Tombol putar yang ada di sisi kanan berguna untuk mengatur kecepatan Agras MG-1S. Tuas kiri berguna untuk menaikkan dan menurunkan drone, atau memutar drone ke kiri dan kanan. Sedangkan tuas sebelah kanan berfungsi untuk melakukan gerakan maju, mundur, belok kiri, dan belok kanan.

Dari sisi teknologi, MG-1S dilengkapi dengan algoritma yang ditujukan untuk keperluan agrikultur, sehingga memastikan penerbangan yang sangat stabil. Drone ini juga mampu terbang mengikuti kontur lahan tanaman, contoh: jika tanah lahan menanjak, MG-1S akan terbang menanjak secara otomatis tanpa saya tarik tuas untuk terbang lebih tinggi. DJI juga melengkapinya dengan kompas ganda yanng berfungsi untuk menanggulangi jika ada kesalahan pada salah satu kompas.

Jika tangki sedang terisi dengan pestisida, baterai MG-1S mampu bertahan hingga sekitar 10 menit. Namun ketika tangki dalam keadaan kosong, drone tersebut mampu terbang hingga 30 menit. Pihak DJI mengatakan hal tersebut terjadi lantaran drone akan terasa lebih berat jika tangki terisi penuh pestisida, makanya waktu terbang akan semakin singkat.

Drone selanjutnya yang saya terbangkan adalah DJI Phantom 4 Pro. Kontrol yang diberikan pada drone ini sama persis seperti Agras MG-1S. Namun karena Phantom 4 Pro dilengkapi kamera, tombol putar yang ada di punggung kiri dan kanan remote control berfungsi untuk menggerakan kameranya. Sebagai informasi, kamera Phantom 4 Pro dilengkapi dengan sensor kamera 20 MP dan mampu merekam video beresolusi 4K.

Secara keseluruhan, akses kontrol pengendalian Phantom 4 Pro mirip dengan Agras MG-1S. Jadi saya sudah tahu ketika mengendalikan drone DJI tersebut. Phantom 4 pro dilengkapi dengan 5 sensor anti tabrak yang terletak di depan, belakang, kiri, kanan, dan bawah. Sisi atas tidak dilengkapi sensor lantaran di langit tidak ada plafon sehingga tidak perlu khawatir terbentur.

Rentang kejauhan maksimal pada Phantom 4 Pro adalah 7 km dan mampu terbang setinggi 500 meter. Drone ini mampu terbang selama 30 menit dengan baterai terisi penuh. Dalam hal durasi pengisian, DJI menyatakan bahwa baterai Phantom 4 Pro memerlukan waktu sekitar 1 hingga 2 jam hingga terisi penuh, tergantung kondisi suhu ruang saat isi ulang. Kondisi angin ketika saya menerbangkan drone sedang berhembus lumayan kencang, namun drone buatan DJI tersebut tetap terbang secara sangat stabil.

Tag
Share
×
tekid
back to top