Rangkul Unisoc jadi strategi realme hadapi kelangkaan chipset

Dalam setahun terakhir, krisis chip semikonduktor global telah menjadi isu yang memberikan dampak besar pada industri teknologi khususnya smartphone. Langkanya chipset mengharuskan setiap vendor memutar otak, mencari strategi yang paling tepat agar jumlah pasokan smartphone yang diproduksi tetap sesuai target.

realme, dalam hal ini memiliki strateginya sendiri untuk menanggulangi kelangkaan chipset. Menurut Public Relations Manager realme Indonesia, Krisva Angnieszca, kelangkaan chipset bukanlah rahasia umum lagi dan tentunya dirasakan oleh setiap vendor. Namun, realme mengangkat strategic business partner sebagai peluang bagi perusahaan.

Krisva mencontohkan, salah satu bentuk strategic business partner yang dimaksud adalah menjalin kemitraan dengan Unisoc. Chipset yang digadang pemain baru dalam industri tersebut menjadi peluang bagi realme yang diyakini berpotensi untuk produk-produknya.

“Mengenai kelangkaan chipset, itu sudah rahasia umum ya semua orang juga tahu, kita lebih mencari peluang,” kata Krisva dalam pertemuan media, Kamis (23/12). “Kita melihat ada peluang, kita pasti akan mengambil si peluang itu, supaya kita tidak kelangkaan chipset. Salah satunya itu misalnya kita melihat Unisoc. Walaupun dia baru, tapi ternyata berpotensi, produk-produknya ternyata sangat cocok di kita. Itu sangat berpotensi, apalagi kalau kita gabungkan dengan software kita, masih bisa runwell. Kita mengangkatnya sebagai strategic business partner kita.”

Untuk diketahui, realme pada 24 November lalu meluncurkan realme C25Y. Smartphone entri ini mengusung kamera yang tidak tanggung-tanggung yakni 50 MP, menjadi jajaran seri C pertama yang dengan resolusi kamera utama tersebut. Performa smartphone didukung oleh hasil kemitraan perusahaan dengan Unisoc, yaitu Unisoc T610.