Perplexity ingin Comet jadi browser bawaan di perangkat Android
Perplexity dikabarkan tengah mendekati vendor smartphone, ingin Comet jadi browser bawaan di Android.
Di tengah panasnya persaingan dunia AI, Perplexity AI sedang agresif mengejar pasar mobile dengan langkah berani. Kini, mereka tengah dalam pembicaraan bersama produsen smartphone agar browser Comet besutan mereka bisa terpasang otomatis (pre-install) di perangkat baru. Ambisinya jelas, menantang dominasi Google Search dan membawa pengalaman pencarian berbasis AI langsung ke genggaman pengguna.
Ide utama di balik strategi ini adalah memanfaatkan fenomena “browser stickiness”. Secara sederhana, kebanyakan pengguna ponsel lebih nyaman menggunakan browser yang sudah terpasang dari awal. Google selama ini unggul berkat Chrome yang hampir selalu jadi browser default di banyak smartphone. Dengan Comet pre-installed, Perplexity berharap pengguna akan enggan beralih ke Chrome, seperti pola yang sudah dibuat Google selama bertahun-tahun.
Dilansir dari laman Wccftech (22/7), meski gagasan ini terdengar masuk akal, CEO Perplexity AI, Aravind Srinivas, mengakui bukan perkara mudah meyakinkan vendor HP untuk mengubah browser default. Chrome telah eksis sejak lama dan memiliki basis pengguna besar. Selain itu, inersia pengguna — kebiasaan tetap menggunakan aplikasi bawaan —adalah tantangan berat yang harus dihadapi ketika bersaing di pasar penuh pemain mapan seperti ini.
Tapi, dia mengatakan bahwa Comet bukanlah browser biasa. Meski masih dalam fase beta di desktop, Comet menawarkan berbagai fitur berbasis AI, di antaranya:
- Interaksi langsung dengan data pribadi (menanya, memerintah, mengelola jadwal)
- Merangkum halaman web secara otomatis
- Membantu menyiapkan meeting
- Bertindak sebagai asisten digital personal yang proaktif dan personal
Semua ini dilakukan dengan tujuan mendefinisikan ulang pengalaman browsing menjadi aktivitas yang lebih simpel, otomatis, dan personal bagi penggunanya.
Selain itu, Perplexity AI tidak main-main dalam memasang target. Mereka ingin Comet dipakai puluhan hingga ratusan juta pengguna tahun depan, terutama setelah berhasil meyakinkan lebih banyak produsen perangkat untuk ikut serta. Industri sendiri menunjukkan tren jelas, browser agentik berbasis AI menjadi fokus utama. Bukan hanya Perplexity, tetapi juga para raksasa seperti OpenAI dan Microsoft turut mendorong model browsing otomatis dan berbasis AI.
Langkah Perplexity AI menandai perubahan besar dalam ekosistem pencarian digital. Jika dulu pencarian hanya sekadar menemukan jawaban, kini AI membawa pengalaman browsing yang lebih cerdas, adaptif, dan mendalam. Pengguna bakal diuntungkan dengan pilihan lebih beragam serta fitur inovatif yang menunjang produktivitas dan personalisasi data.
Dengan gebrakan baru seperti Comet dari Perplexity AI dan langkah-langkah serupa dari pesaing lain, Google jelas tidak bisa tinggal diam. Pertempuran di ranah browser maupun search engine AI akan melahirkan lebih banyak inovasi yang pada akhirnya akan sangat menguntungkan pengguna di seluruh dunia. Perubahan besar sedang terjadi—dan era pencarian digital yang lebih personal, otomatis, dan pintar akan segera terwujud.









