Pemerintah AS kembali izinkan NVIDIA jual chip AI ke Tiongkok
Dalam sebuah pengumuman terbaru, pemerintah AS kembali mengizinkan NVIDIA berjualan chipset AI ke Tiongkok, ingin hambat perkembangan Huawei.
Pemerintahan Amerika Serikat tampaknya akan membuka kembali penjualan chipset AI ke Tiongkok. Padahal, selama beberapa bulan terakhir setelah Donald Trump kembali menjadi presiden AS, mereka melakukan pembatasan besar-besaran terhadap teknologi tersebut.
Salah satu chip AI yang akan dapat kembali dibeli oleh pihak Tiongkok adalah NVIDIA H20. Berita ini langsung diungkapkan oleh CEO NVIDIA, Jensen Huang yang mengonfirmasi bahwa izin ekspor H20 telah keluar dari pemerintah AS, sehingga mereka segera memulai pengiriman ke Tiongkok.
Di balik pencabutan pembatasan ekspor H20 dari NVIDIA, ada tujuan yang lebih besar daripada sekadar membantu penjualan NVIDIA. David Sacks, sang AI czar, menyatakan bahwa langkah ini adalah manuver diplomatik untuk menghadang dominasi Huawei di bidang AI Tiongkok.
Sacks menyebutkan, membiarkan Huawei tanpa saingan berarti menyerahkan seluruh pasar domestik ke perusahaan Tiongkok itu. Meski chip yang bisa diekspor bukan chip paling mutakhir, setidaknya NVIDIA tetap punya peluang mempertahankan pangsa pasar dan menahan laju Huawei yang kian agresif.
Jensen Huang sendiri telah lama berbicara tentang potensi ancaman Tiongkok jika akses ke teknologi Amerika dibatasi. Menurutnya, justru keterbukaan adalah kunci agar teknologi AS tetap menjadi standar global. Ia beberapa kali menyampaikan bahwa membatasi ekspor tidak akan membuat Tiongkok tertinggal, tetapi malah mempercepat inovasi teknologi lokal dan menggeser peta persaingan global. Buktinya, Huawei kini sudah makin percaya diri dengan kluster CloudMatrix yang digadang-gadang bisa menandingi produk-produk NVIDIA terbaru untuk pasar domestik Tiongkok.
AI czar David Sacks menyebut strategi baru ini sebagai langkah “recalibrasi” untuk mempertahankan keunggulan teknologi Amerika. Pengiriman H20 ke Tiongkok diharapkan bisa membatasi laju Huawei, setidaknya mencegah mereka menguasai seluruh pasar dalam negeri dan memperbesar kapasitas untuk menyaingi NVIDIA secara global. Di sisi lain, pemerintah AS juga tidak membuka keran selebar-lebarnya—chip level tertinggi tetap dilarang ekspor ke Tiongkok. Fokusnya hanya pada chip kelas menengah seperti H20 yang memang didesain untuk “aman” diekspor.
Kembalinya chip NVIDIA ke pasar Tiongkok membawa harapan bagi para Cloud Service Provider (CSP) domestik yang sempat gamang akibat dominasi produk domestik. Dengan akses pada teknologi Amerika, mereka jadi punya lebih banyak pilihan dalam pengembangan infrastruktur AI, meskipun Huawei tetap agresif memperluas jaringan dan mengibarkan bendera inovasi lokal.
Strategi ini tidak hanya berlaku untuk Tiongkok. Sacks juga mendorong agar wilayah Teluk (GCC) tetap mendapatkan akses ke chip-chip AI AS karena jika pasar itu ditutup, pangsa akan segera diambil alih oleh teknologi Tiongkok. Ini mirip dengan yang pernah terjadi pada sektor telekomunikasi, di mana Tiongkok mampu mencaplok banyak pangsa pasar berkat hambatan dagang dari barat.









