sun
moon
Premium Partner :
  • partner tek.id samsung
  • partner tek.id acer
  • partner tek.id telkomsel
  • partner tek.id poco
  • partner tek.id realme
Minggu, 01 Nov 2020 09:26 WIB

Peneliti MIT kembangkan AI untuk deteksi Covid-19 lewat batuk

Dengan memberikan jaringan syaraf berbasis AI dengan ribuan contoh gejala batuk dari pasien virus Corona, teknologi ini dapat mendeteksi apakah mereka memiliki gejala virus Covid-19 atau tidak.

Peneliti MIT kembangkan AI untuk deteksi Covid-19 lewat batuk
Credit : Pixabay

Pada masa pandemi virus Covid-19 ini, saat kita batuk, kemungkinan akan langsung takut terjangkit virus tersebut. Soalnya, salah satu gejala yang ditimbulkan oleh penyakit ini adalah batuk.

Nah, baru-baru ini para peneliti MIT menciptakan sebuah AI yang dapat mendeteksi apakah batuk yang diderita seseorang merupakan salah satu ciri batuk yang mengarah ke terjangkitnya seseorang oleh SARS-Cov 2.

Cara mereka melakukan hal tersebut adalah dengan mengembangkan banyak jaringan saraf yang dapat membedakan perubahan halus yang mengindikasikan efek novel coronavirus. Mereka memasukkan banyak sampel suara batuk untuk melakukan hal tersebut.

Satu jaringan saraf mendeteksi suara yang terkait dengan kekuatan vokal. Yang lain mendengarkan keadaan emosional yang mencerminkan penurunan neurologis, seperti meningkatnya frustrasi atau "pengaruh datar".

Sementara itu, jaringan ketiga mengukur perubahan kinerja pernapasan. Ketiga hal ini yang nantinya akan memberikan gambaran yang lebih lengkap tentang kesehatan seseorang hanya melalui batuk.

Engadget (1/11) melaporkan, MIT sangat yakin AI mereka sangat akurat dalam pengujian awal. Setelah tim melatih modelnya pada puluhan ribu sampel batuk dan dialog, teknologi tersebut mengenali 98,5 persen batuk dari orang dengan kasus COVID-19 yang dikonfirmasi.

Namun, ada batasan yang jelas untuk penggunaan teknologi tersebut. AI ini tidak dimaksudkan untuk mendiagnosis orang yang bergejala, karena mereka mungkin memiliki kondisi lain yang menghasilkan perilaku serupa.

Dan meskipun cukup mumpuni, teknologi ini tidak bisa menjadi satu-satunya acuan apakah para penggunanya memang benar-benar terbebas atau tidak dari virus Corona ini.

Tapi, untuk saat ini teknologi ini masih akan dikembangkan lebih jauh lagi sebelum dapat digunakan para pengguna untuk mendeteksi gejala dari COVID-19.

Share
×
tekid
back to top