sun
moon
Premium Partner :
  • partner tek.id samsung
  • partner tek.id telkomsel
  • partner tek.id realme
  • partner tek.id poco
  • partner tek.id acer
Kamis, 06 Des 2018 09:07 WIB

Melihat demo robot langsung di pabrik

Universal Robot mengklaim, mereka telah memiliki sekitar 27 ribu robot di seluruh dunia untuk membantu memudahkan pabrikasi.

Melihat demo robot langsung di pabrik

Perusahaan asal Denmark yang secara khusus menghadirkan robot untuk perakitan di dalam pabrik, Universal Robots, menyatakan bahwa Indonesia adalah salah satu pasar yang paling besar. Mereka juga menyatakan, negara ini memiliki peringkat nomor 5 tepat di bawah Singapura. Hal ini tidak lepas dari banyaknya pabrik di Indonesia dengan aneka industri. Industri manufaktur di Indonesia sendiri merupakan salah satu tulang punggung ekonomi negara.

Universal Robot mengklaim mereka telah memiliki sekitar 27 ribu robot di seluruh dunia untuk membantu memudahkan proses pabrikasi. Robot buatan mereka pun dirancang sangat mudah untuk digunakan. Dengan begitu perusahaan yang menggunakan robot Universal Robot mampu meningkatkan efisiensi dalam proses manufaktur.

General Manager Universal Robots South East Asia & Oceania, Sakari Kuikka, menjabarkan “Misi kami adalah untuk meningkatkan efisiensi kepada konsumen. Robot manufaktur kami dirancang sedemikian rupa agar dapat dioperasikan oleh orang-orang tanpa pengalaman dalam bidang robot,”

Karena kebutuhan manufaktur itu berbeda-beda, maka Universal Robots mengklaim bahwa produknya telah digunakan lebih dari 150 aplikasi berbeda. Sakari pun menyatakan bahwa pengaplikasian tersebut tidak akan berhenti di angka tersebut, dirinya yakin akan terus bertambah. Dia juga menjelaskan bahwa robotnya diaplikasikan di pabrik pembuat pizza di Italia.

Di Indonesia sendiri, salah satu pabrik yang menggunakan sistem robot manufaktur adalah PT JVC Electronics Indonesia. Salah satu perangkat yang diproduksi dalam pabrik JVC adalah audio mobil.

Mengingat audio mobil memerlukan komponen-komponen elektronik dibandingkan dengan sistem audio rumahan, maka proses manufakturnya memerlukan akurasi sangat tinggi agar bagian elektronik yang disolder tepat sasaran. Selain itu, timah hasil penyolderan pun tidak mengalir ke mana-mana. PCB yang digunakan pada audio tersebut sangat tipis, tetapi robot mampu menanganinya dengan baik.

Universal Robots mengajak saya melihat demonstrasi robot manufaktur mereka. Robot yang saya lihat dilengkapi dengan enam sumbu engsel agar bisa bergerak ke manapun. Seperti yang telah saya jelaskan sebelumnya, robot dari perusahaan Denmark ini telah digunakan lebih dari 150 aplikasi berbeda. Hal ini dapat dilakukan karena ujung robot dapat diganti sesuai kebutuhan manufaktur. Misal, jika ingin digunakan untuk memasang kaca depan mobil, ujung robot dapat diganti dengan sistem pelekat hidrolik udara.

Seluruh robot dilengkapi dengan force control demi keamanan. Jadi jika ada tekanan asing, robot akan berhenti beroperasi. Saya pun mencoba hal tersebut. Ketika robot sedang bergerak, dengan sengaja saya memegang dan menahannya. Tidak lama kemudian robot berhenti bekerja.

Untuk mengaktifkannya kembali, saya harus menekan tombol peringatan di modul panel layar yang tersambung robot via kabel. Selain itu, saya juga dapat menggerakan robot secara manual agar memposisikannya sesuai dengan yang saya inginkan. Cara ini bisa digunakan dengan menekan tombol di bagian modul panel layar, lalu saya pun dapat menggerakan robot secara manual lewat tangan. Saya juga sempat menguji keamanan robot yang berukuran lebih besar, kira-kira setinggi orang dewasa.

Selain force control, Universal Robots juga membekali robot berukuran besar dengan sensor jarak. Tujuannya adalah ketika ada orang yang ada di dekat robot, maka sensor akan mendeteksi lalu pengoperasiannya akan terhenti. Salah satu perwakilan Universal Robots mengatakan kepekaan sensor dapat diubah sesuai keperluan.

Share
×
tekid
back to top