sun
moon
Premium Partner :
  • partner tek.id samsung
  • partner tek.id poco
  • partner tek.id telkomsel
  • partner tek.id realme
  • partner tek.id acer
Kamis, 02 Nov 2023 10:03 WIB

Meski lambat, konsumen perkotaan dorong ekonomi digital di Asia Tenggara

Konsumen perkotaan mendorong ekonomi digital di Asia Tenggara di tengah melambatnya pertumbuhan. .

Meski lambat, konsumen perkotaan dorong ekonomi digital di Asia Tenggara

Arena digital di Asia Tenggara sedang merasakan panas, dan bukan hanya karena iklim tropisnya. Meskipun ekonomi internet masih bertumbuh, tetapi lajunya telah melambat secara signifikan. Penelitian terbaru dari Google, Temasek Holdings, dan Bain & Co menunjukkan bahwa ekonomi internet hanya akan tumbuh 11% tahun ini hingga mencapai $218 miliar, laju paling lambat sejak tahun 2017.

Namun, itu bukanlah keseluruhan cerita. Dilansir dari Gizmochina (2/11), hal yang menarik adalah distribusi belanja digital yang tidak merata. Lebih dari 70% belanja online berasal dari 30% pengguna bernilai tinggi, yang sebagian besar terkonsentrasi di kota-kota besar. Sederhananya, jika seseorang adalah perusahaan internet yang menargetkan pasar Asia Tenggara, kemungkinan besar mereka akan memancing di sebuah kolam kecil, meski kaya raya.

Di wilayah yang berpenduduk lebih dari 650 juta orang, mengapa ekonomi digital begitu condong ke arah kelompok elit perkotaan? Salah satu alasannya mungkin adalah kenaikan inflasi dan suku bunga, sehingga membuat konsumen lebih berhati-hati dengan dompet mereka.

Meski demikian, hal tersebut tidak sepenuhnya menjelaskan kesenjangan digital. Iklim investasi juga mencerminkan kehati-hatian ini. Pendanaan swasta untuk perusahaan-perusahaan di Asia Tenggara telah merosot ke titik terendah dalam enam tahun terakhir. Investor yang ikut serta di Asia Tenggara lima hingga tujuh tahun yang lalu kini hanya memperoleh rata-rata pengembalian sebesar 4%, jauh dari angka 50% di Tiongkok dan 40% di AS.

Jadi, bagaimana dengan raksasa internet seperti Grab, Sea, dan GoTo? Menghadapi persaingan yang ketat di pasar perkotaan sambil tetap berjuang untuk memanfaatkan basis konsumen pedesaan yang luas dan belum tergarap. Dengan perkiraan jumlah e-commerce yang mencapai $186 miliar pada tahun 2025, perusahaan-perusahaan ini mungkin harus mengubah strategi pertumbuhan mereka.

Lanskap digital di Asia Tenggara lebih dari sekadar angka dan persentase; ini adalah kisah kesenjangan yang semakin besar, tantangan bagi para inovator, dan ujian bagi investor. Dan untuk saat ini, kota-kota besarlah yang membawa pulang bagian terbesar dari kue digital.

Share
×
tekid
back to top