Jepang batasi pasokan drone dari Tiongkok demi keamanan

Jepang tengah berusaha untuk mencegah Tiongkok menjadi pemasok drone ke pemerintahannya. Alasan utama keputusan ini adalah karena masalah keamanan, dengan tujuan pemerintah tersebut untuk melindungi informasi sensitif, sebagaimana dijelaskan oleh sumber terpercaya.

Menurut laporan Reuters, informasi tersebut datang dari beberapa sumber di dalam pemerintahan dan partai yang berkuasa. Sumber-sumber tersebut mengklaim bahwa langkah ini merupakan bagian dari upaya negara untuk memperkuat keamanan nasionalnya.

Dengan kemajuan teknologi, perhatian utama dipusatkan pada teknologi informasi, rantai pasokan, keamanan siber, dan kekayaan intelektual. Dilansir dari Gizmochina (31/10), kekhawatiran ini juga dibagikan oleh berbagai pemerintah lain akhir-akhir ini.

Oleh karena itu, langkah untuk mengurangi ketergantungannya pada Tiongkok, terutama yang berkaitan dengan teknologi sensitif seperti drone dan kamera keamanan dapat dimaklumi. Selain itu, situasi tersebut juga membutuhkan manuver hati-hati antara ketegangan perdagangan AS-Tiongkok yang sedang berlangsung.

“Tiongkok adalah pasar yang besar dan penting bagi Jepang. Di sisi lain, ada kekhawatiran bahwa teknologi dan informasi canggih dapat bocor ke Tiongkok dan dapat dialihkan untuk penggunaan militer,” kata seorang pejabat senior pemerintah Jepang.

Saat ini, kementerian pertahanan Jepang memiliki beberapa ratus drone, termasuk yang diproduksi oleh perusahaan Tiongkok. Padahal, badan pemerintah itu telah mengklarifikasi bahwa drone ini tidak digunakan untuk urusan keamanan.

Belum jelas apakah Jepang akan berusaha mengganti semua drone semacam itu atau hanya menggunakan proses pemilihan yang lebih ketat untuk kebocoran data atas kebijakan yang baru diperkuat. Ini kemungkinan akan membantu meningkatkan bisnis drone lokal, karena pemerintah itu kemungkinan akan mencari drone yang bersumber dari dalam perbatasannya sendiri.

Di sisi lain, langkah ini tidak menyiratkan pemutusan hubungan atau hubungan yang memburuk dengan Tiongkok. Pejabat senior lainnya menambahkan bahwa “Jepang akan menjaga hubungan diplomatik dengan Tiongkok tetapi kami akan lebih hati-hati menanggapi teknologi dan informasi sensitif.”