Instagram Threads resmi meluncur versi web, iOS & Android

Threads, pesaing Twitter yang dibuat oleh Meta, akhirnya resmi meluncur. Siapapun sekarang dapat mengakses platform baru dari situs desktopnya di Threads.net atau dengan mengunduh aplikasi untuk iOS atau Android. 

Ketika sedang dikembangkan, Threads disebut-sebut akan menjadi pesaing Twitter. Sebab, platform ini dirancang untuk pengguna saling bertukar pikiran, opini dan hal lainnya tentang beragam topik berbasis teks dengan antarmuka yang sederhana.

 “Jelas, Twitter memelopori ruang... tetapi mengingat semua yang sedang terjadi, kami pikir ada peluang untuk membangun sesuatu yang terbuka dan sesuatu yang baik untuk komunitas yang sudah menggunakan Instagram," kata kepala Instagram Adam Mosseri dalam wawancara dengan The Verge (6/7).

Di Threads, Sahabat Tek dapat membuat postingan berbasis hingga 500 karakter, serta berbagi foto dan video dengan durasi maksimal lima menit. Antarmukanya yang minimalis terlihat mirip Twitter dengan opsi untuk menyukai, berkomentar, memposting ulang, dan membagikan utas.

Karena Threads terkait erat dengan Instagram, Sahabat Tek dapat masuk dengan nama akun Instagram dan dengan mudah mengikuti semua orang yang sama yang diikuti di platform tersebut.

Di sisi lain, feed utama Threads mirip dengan Instagram. Ini berisi konten dan postingan yang direkomendasikan dari orang yang diikuti. Meta juga memperluas beberapa kontrol privasi Instagram ke Threads, seperti kemampuan untuk memfilter kata-kata tertentu dalam balasan.

Pengguna juga dapat membatasi siapa yang dapat membalas utas ke semua orang di platform, orang yang diikuti, atau hanya pengguna yang disebutkan dalam postingan.

“Threads adalah aplikasi pertama Meta yang diharapkan kompatibel dengan protokol jejaring sosial terbuka — kami berharap dengan bergabung dalam ekosistem layanan interoperabilitas yang berkembang pesat ini, Threads akan membantu orang menemukan komunitas mereka, apa pun aplikasi yang mereka gunakan," ujar Meta.

Meta meluncurkan Threads di lebih dari 100 negara, termasuk Indonesia. Tetapi, aplikasi sejauh ini tidak akan tersedia di Uni Eropa. Mosseri, yang tinggal di Eropa sekarang, mengatakan undang-undang yang harus dipatuhi di negara tersebut semakin signifikan.