Informasi 500 ribu akun premium Zoom dijual peretas
Dalam sebuah kabar terbaru, informasi 500 ribu akun pengguna premium Zoom telah diretas dan diperjualbelikan di situs gelap.
Zoom menjadi salah satu aplikasi yang mendadak jadi primadona dikala pandemi virus corona. Berbagai lapisan masyarakat, mulai dari murid dan guru hingga para pekerja kantor serta pebisnis menggunakan aplikasi ini untuk melakukan kegiatan rutin mereka.
Namun, seperti diketahui, keamanan data dari aplikasi ini menjadi salah satu hal yang paling dipertanyakan oleh banyak para penggunanya. Hal ini dikarenakan Zoom dapat ‘mengintip’ percakapan yang dilakukan oleh para penggunanya.
Tak sampai disitu saja kekhawatiran para pengguna, masalah keamanan data dari penggunaan aplikasi tersebut saat ini juga sangat dipertanyakan. Terlebih lagi disaat Wccftech (15/4/2020) melaporkan ada ratusan ribu akun pengguna telah diretas.
Dalam laporan terbaru, disebutkan lebih dari 500.000 akun Zoom telah dijual atau dibagikan secara gratis di web gelap maupun di forum peretas. Tentu saja hal ini akan menjadi salah satu pertimbangan besar saat pengguna akan menggunakan aplikasi teleconference tersebut.
Akun yang yang dijual pun beragam. Beberapa informasi akun dari University of Vermont, University of Colorado, Dartmouth, Lafayette serta Florida dilaporkan telah bertebaran secara bebas di forum tersebut.
Hingga saat ini, pihak Zoom belum memberikan komentar terkait dengan situasi tentang pelanggaran data penggunanya. Mereka memang mengeluarkan pernyataan di posting blog yang menyatakan bagaimana pengguna Zoom berbayar memiliki kemampuan untuk memilih keluar dari wilayah pusat data tertentu. Namun, pengguna tidak dapat memilih keluar dari wilayah asal.
Alasan untuk memperkenalkan fitur tersebut adalah untuk memastikan bahwa pelanggan mendapatkan kontrol lebih besar atas data mereka serta interaksi mereka setiap kali mereka menggunakan Zoom untuk keperluan pekerjaan atau pendidikan.
