sun
moon
Premium Partner :
  • partner tek.id realme
  • partner tek.id samsung
  • partner tek.id poco
  • partner tek.id telkomsel
  • partner tek.id acer
Jumat, 10 Jun 2022 16:18 WIB

Indonesia siapkan pita frekuensi 700MHz untuk jaringan 5G

Direktur Penataan Sumber Daya Kominfo, Dr. Denny Setiawan, ST, MT mengumumkan bahwa Indonesia pada awalnya akan gunakan pita frekuensi 700MHz untuk jaringan 5G.

Indonesia siapkan pita frekuensi 700MHz untuk jaringan 5G

Indonesia saat ini masih terus menentukan penentuan penggunaan pita frekuensi untuk jaringan 5G. Beberapa rentang pita frekuensi pun sudah dipersiapkan, namun belakangan ini semakin jelas pita jaringan mana yang akan secara resmi digunakan oleh pemerintah.

Dalam siaran pers yang diterima oleh redaksi Tek.id (10/6), Direktur Penataan Sumber Daya Kominfo, Dr. Denny Setiawan, ST, MT mengumumkan satu pita frekuensi yang akan digunakan. Tampaknya, kita akan menggunakan pita frekuensi rendah 700MHz untuk jaringan 5G.

Hal ini diungkapkan Denny pada acara The 8th Asia Pacific Spectrum Management Conference yang baru-baru ini digelar di Bangkok, Thailand. Tentu saja, ini merupakan sebuah lampu hijau bagi operator seluler untuk menggelar jaringan 5G di lokasi yang lebih luas.

Akan tetapi, Denny juga mengatakan bahwa saat ini pemerintah tengah melakukan proses refarming dan reassignment untuk 5G pada pita frekuensi sedang 3,5GHz. Untuk pita frekuensi ini direncanakan untuk meluncur pada 2023 mendatang.

Tak ketinggalan, ada juga wacana untuk penggunaan pita frekuensi yang lebih tinggi, yakni 6GHz dan 4,9GHz untuk IMT 5G. Tapi, untuk pita frekuensi ini baru akan diputuskan setelah WRC-23.

Menurut GSMA, selama rentang waktu 2025-2030, negara-negara dunia akan membutuhkan spektrum pita sedang 2GHz untuk memberikan kecepatan downlink 100 Mbps dan uplink 50 Mbps, terutama bagi pengguna IMT agar dapat menyediakan layanan 5G.

Oleh karena itu tak heran pita 6GHz menjadi kandidat utamanya. 3GPP RAN Plenary telah  meluncurkan hasil standardisasi pita 6GHz (6425-7125 MHz) atas sebagai pita frekuensi IMT yang baru, dan diharapkan pekerjaan ini selesai di tahun 2022. 

Selain itu, GSMA menghimbau regulator untuk mempertimbangkan setidaknya pita 6GHz atas untuk penggunaan IMT berlisensi, sedangkan pita 6GHz bawah dapat digunakan sebagai basis netral teknologi.

Kata vendor dalam menyambut 5G

Di Indonesia, saat ini sudah mulai banyak bermunculan perangkat yang sudah menggunakan jaringan 5G. Bukan hanya smartphone, namun berbagai perangkat lain seperti modem portable dan bahkan laptop juga sudah mulai menggunakan jaringan 5G.

Salah satu pihak yang berkomentar tentang kehadiran jaringan 5G di Indonesia adalah Huawei. Chief Technology Officer Huawei Indonesia, Alex Xing mengatakan bahwa konektivitas digital inklusif amat penting dalam upaya mewujudkan lingkungan yang lebih baik melalui kolaborasi teknologi inovatif. 

Sebagai syarat kunci konektivitas seluler, spektrum merupakan sumber daya yang sangat langka dan luar biasa penting. Spektrum IMT terharmonisasi global, antara lain 700MHz, 3,5GHz, dan 6GHz berlisensi, akan menjadi penentu utama dalam perjalanan inovasi dan inklusi digital masa depan.

“Saat ini di Indonesia ada lebih dari 370 juta koneksi seluler, dan penetrasi ponsel pintar telah melampaui 90%. Meningkatnya konektivitas pita lebar seluler telah berdampak pada persyaratan yang berlaku atas spektrum,” papar Alex.

“Dengan dukungan kebijakan spektrum yang kondusif di Indonesia, Huawei senantiasa mendukung operator melalui teknologi inovatif, termasuk massive MIMO, CloudAIR dynamic spectrum sharing, dan RuralStar. Semua ini akan mendorong potensi nilai yang dapat diciptakan oleh spektrum pada masyarakat dan ekonomi.”

Spektrum merupakan sumber daya mendasar dalam pengembangan industri komunikasi seluler, serta elemen inti untuk 5G dan 5G Advanced. Untuk itu, perlu dilakukan perencanaan yang harmonis dan jelas dalam menyusun peta jalan dan standar spektrum.

Share
×
tekid
back to top