sun
moon
Premium Partner :
  • partner tek.id poco
  • partner tek.id acer
  • partner tek.id realme
  • partner tek.id telkomsel
  • partner tek.id samsung
Selasa, 04 Jun 2019 14:20 WIB

Ide gila Starlink wujudkan internet berskala global

Meskipun ide dari Starlink untuk meluaskan jangkauan area penyebaran internet, namun kehadiran puluhan bahkan ribuan satelit di orbit Bumi tentu akan menimbulkan masalah baru.

Saingan starlink

Sistem seperti Google Loon dan Facebook Aquila memang sama-sama ingin menghadirkan koneksi internet yang stabil untuk orang-orang yang berada di daerah pelosok. Namun Loon maupun Aquila tidak mengandalkan konstelasi satelit seperti Starlink.

Saingan terberat Starlink adalah OneWeb. Pada Februari lalu, OneWeb telah meluncurkan satelit pertamanya sehingga kini sudah ada 20 satelit sebelum peluncuran penuh.

Mengutip informasi dari Teslarati, konstelasi awal OneWeb berjumlah 648 unit dan berpotensi menjadi 900 kemudian pada akhirnya mencapai sekitar 2000 satelit di beberapa tahun mendatang, sembari menunggu keberhasilan dari sisi komersial dan melihat minat investor.

Saat ini, perusahaan tersebut memiliki rencana untuk memulai kampanye peluncuran pada bulan Agustus atau September 2019, dan kemungkinan menyelesaikan konstelasi satelitnya sekitar tahun 2021.

Satelit OneWeb akan meluncur pada ketinggian 450-500 km, yang berarti lebih tinggi dari Stasiun Luar Angkasa Internasional (Internasional Space Station / ISS) dengan ketinggian 408 km dari Bumi. Dari sana, satelit ini akan naik ke orbit operasional 1,200 km.

OneWeb secara hati-hati mempertimbangkan dan memiliki orbit dengan kerapatan rendah dari benda-benda luar angkasa agar dapat meminimalkan risiko tabrakan. Namun, ini hanya satu dari banyak pertimbangan yang mengharuskan mereka naik ke ketinggian 1.200 km.

Selain OneWeb, Starlink memiliki satu saingan lagi, adalah Project Kuiper. Bulan lalu Amazon berencana meluncurkan konstelasi 3.236 satelit ke orbit Bumi rendah untuk menyediakan internet bagi komunitas yang belum terlayani. The verge memberitakan inisiatif Project Kuiper pertama kali terungkap setelah Kuiper Systems LLC membuat tiga set pengajuan orbit ke International Telecommunication Union (ITU), organisasi internasional yang bertugas mengoordinasikan orbit satelit. Amazon mengkonfirmasi bahwa Kuiper Systems adalah salah satu proyeknya.

Amazon merupakan yang terbaru dalam serangkaian perusahaan dengan rencana untuk menggunakan jaringan satelit, guna menawarkan broadband ke seluruh dunia. Tidak seperti satelit internet tradisional, rencana ini melibatkan penggunaan satelit di orbit Bumi rendah, yang dapat dioperasikan dengan biaya murah dengan minim gangguan latensi.

Project Kuiper akan terdiri dari satelit di tiga ketinggian berbeda. Terdapat 784 satelit di ketinggian 590 km, 1.296 satelit di ketinggian 610 km, dan 1.156 satelit di ketinggian 630 km. Konstelasi satelit ini juga akan membutuhkan jaringan stasiun Bumi untuk berkomunikasi dengan satelit. Tahun lalu, Amazon meluncurkan AWS Ground Station, layanan komputasi cloud yang akan memungkinkan komunikasi dari luar angkasa ke darat.

Dalam kasus Starlink, baru-baru ini SpaceX melakukan 6 roket, yang masing-masing setidaknya membawa 60 satelit pada 2019 ini. Dengan peluncuran tersebut, SpaceX dikabarkan dapat menawarkan layanan internet Starlink kepada konsumen di Amerika Serikat dan Kanada.

SpaceX yakin akan dapat menawarkan cakupan di seluruh dunia setidaknya setelah 24 kali peluncuran. Dengan asumsi rata-rata 60 satelit Starlink setiap peluncuran, SpaceX ingin mulai melayani pelanggan di AS dan Kanada setelah 360 pesawat ruang angkasa berada di orbit. Dengan demikian, hal ini menggambarkan seberapa jauh SpaceX di depan para pesaingnya mengingat tahun ini system seperti itu sudah dapat berjalan.

Berkat form factor datar SpaceX, satelit dapat dikemas ke dalam roket Falcon 9 secara efisien, menjadikan perusahaan tersebut meluncurkan muatan dengan bobot lebih dari 18,5 ton. Sebagai perbandingan, OneWeb berencana untuk meluncurkan sekitar 30 x 150 kg satelit per peluncuran Soyuz 2.1 dengan adaptor silinder tradisional

    Share
    ×
    tekid
    back to top