Huawei segera luncurkan chipset AI pesaing NVIDIA H100
Dengan kemampuan sebesar 60% dari NVIDIA H10, chipset AI baru milik Huawei, Ascend 910C berpotensi guncang dominasi NVIDIA di pasar AI.

NVIDIA saat ini masih menjadi raja dalam pengembangan dan penggunaan perangkat keras untuk AI. Bahkan, sebagian besar mesin AI yang ada saat ini kemungkinan besar menggunakan perangkat keras dari perusahaan tersebut.
Tapi, bukan berarti perusahaan lain tidak memiliki keinginan untuk bersaing dengan NVIDIA. Baru-baru ini, Huawei dikabarkan sedang mempersiapkan kehadiran chipset AI baru yang disebut-sebut akan mengguncang dominasi NVIDIA.
Adalah Ascend 910C, chipset AI terbaru milik Huawei. Chipset ini disebut-sebut memiliki performa akselerator AI yang sebanding dengan NVIDIA H100. Kehadiran chipset ini diharapkan akan mengakselerasi pengembangan AI di negara tersebut.
Dilansir dari laman Wccftech (5/2), pesatnya pengembangan chipset AI di Tiongkok kemungkinan besar dikarenakan larangan ekspor perangkat keras akselerasi AI dari Amerika Serikat ke Tiongkok. Hanya beberapa model terbatas saja yang bisa diekspor oleh NVIDIA ke negara tirai bambu tersebut.
Yang menarik, chip Ascend 910C diklaim mampu mencapai sekitar 60% dari kinerja NVIDIA H100 dalam tugas inferensi. Meski terlihat kecil, namun ini merupakan sebuah pencapaian besar mengingat tantangan yang dihadapi Huawei dalam mengakses teknologi canggih.
Chip ini diproduksi menggunakan proses fabrikasi 7nm dari SMIC dengan 53 miliar transistor. Target pengembangan chipset ini sendiri sudah berfokus untuk mengembangkan model AI dalam negeri seperti DeepSeek.
Selain itu, Huawei juga menghadirkan kompatibilitas terbuka dengan ekosistem komputasi seperti CUDA milik NVIDIA. Ini berarti, para pengembang dapat beradaptasi dengan mudah tanpa kehilangan kemampuan AI mereka saat melakukan pengembangan.
Menariknya, peluncuran Ascend 910C dikabarkan akan bertepatan dengan keynote NVIDIA di ajang GTC 2025, yang kemungkinan besar akan memperkenalkan arsitektur GPU generasi terbaru. Langkah ini dipandang sebagai respons strategis Tiongkok terhadap dominasi NVIDIA yang terus berkembang di pasar AI global.
Jika Huawei berhasil memproduksi masal chip ini dengan kinerja yang kompetitif, hal ini dapat memicu reaksi signifikan di pasar, bahkan berpotensi mengganggu stabilitas saham NVIDIA. Apa lagi mengingat ketergantungan perusahaan GPU asal Amerika tersebut pada pasar luar negeri yang kini semakin terjepit oleh regulasi baru dari pemerintah AS.