Ditolak di Eropa, Huawei kembangkan inovasi 5G di Timur Tengah

Di tengah meningkatnya tantangan peraturan di Eropa, Huawei secara strategis telah mengalihkan fokusnya ke Timur Tengah. Perusahaan teknologi asal Tiongkok ini berkolaborasi erat dengan operator regional untuk mengerahkan teknologi 5G yang mutakhir.

Tonggak penting perusahaan tersebut mencakup peluncuran layanan cloud publik pertama di kawasan ini, dengan pusat data canggih yang berlokasi di Riyadh, Arab Saudi. Dilansir dari Gizmochina (12/10), pusat ini melayani beragam klien yang terdiri lebih dari 200 entitas terkait pemerintah, serta banyak klien dari industri jasa keuangan dan internet.

Inisiatif Huawei di Timur Tengah dirancang untuk memenuhi permintaan data yang terus meningkat di kawasan ini, sehingga mendorong kemajuan teknologi dan transformasi digital. Ketika perusahaan itu terus berinvestasi di pasar Timur Tengah, solusi inovatifnya tidak hanya membentuk kembali lanskap digital tetapi juga mendorong pertumbuhan dan pembangunan ekonomi.

Sebaliknya, di Eropa, Huawei menghadapi kendala berat. Beberapa negara Eropa, termasuk Inggris, Denmark, Swedia, Estonia, Latvia, dan Lituania, telah melarang Huawei menggunakan jaringan 5G mereka karena kekhawatiran terhadap keamanan nasional.

Selain itu, tantangan masih ada di Spanyol, di mana Huawei menentang peraturan pemerintah yang dapat menghambat kelayakannya untuk mendapatkan bantuan negara dalam pengembangan jaringan 5G, khususnya di daerah pedesaan. Jerman juga telah mengusulkan tindakan yang lebih ketat, yang bertujuan untuk menghapus komponen-komponen penting dari jaringan yang dipasok oleh vendor Tiongkok pada tahun 2026, sejalan dengan arahan Uni Eropa kepada negara-negara anggota untuk mengecualikan Huawei dari jaringan 5G mereka.

Meskipun ada banyak hambatan, Huawei tetap tidak tinggal diam. Dengan berfokus pada inovasi dan mendorong upaya kolaboratif di kawasan seperti Timur Tengah, perusahaan ini berencana mengatasi tantangan yang dihadapinya saat ini dalam teknologi 5G.